Jakarta, Sumbawanews.com.- Kebijakan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang menerapkan sistem lockdown dan sudah berjalan lebih dari satu tahun menjadi perhatian aktivis Sumbawa Barat Yuni Bourhany.
Dalam siaran persnya, Jumat (5/11/2021) Yuni mengatakan kebijakan ini telah tiba di titik yang paling krusial, karena selain berdampak kuat terhadap psikologis karyawan dan tingkat insiden fatality (kecelakaan kerja) juga terintegral terhadap krisis sosial ekonomi regional, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah lingkar tambang Batu Hijau.
“Semenjak diterapkannya nomenklatur lockdown per tanggal 1 Juli 2020, dengan alibi sebagai upaya pemutusan rantai penularan covid-19 itu telah menimbulkan segmen dan masalah baru di tingkat regional Sumbawa Barat,” jelasnya.
Ditambahkan dalam kurun waktu lebih dari satu tahun ini, jelasnya, dampak sosial yang paling nampak dilihat adalah meningkatnya angka perceraian yang cukup signifikan di kalangan karyawan PT AMNT.
Tentu saja hal tersebut terjadi akibat dari penerapan lockdown yang dilakukan secara masif sehingga menimbulkan persoalan pada interaksi sosial karyawan dan keluarga karyawan.
“Jadi secara tidak langsung PT AMNT ini menjadi penyumbang rusaknya kultur sosial masyarakat demi target produksi perusahaan.Bayangkan saja karyawan dengan regulasi perusahaan dalam upaya memutus rantai penularan covid-19 harus bekerja 2,5 bulan tidak pulang ke rumah. Inikan menjadi anomali yang merusak kita semua,” terang Yuni.
Dampak kedua yang tidak kalah signifikan, katanya, munculnya persoalan baru pemiskinan secara struktural terhadap masyarakat regional yang menyebabkan meningkatnya angka kriminalisasi.
“Miris kita melihat kondisi masyarakat yang ada di lingkar tambang itu sudah seperti kota mati. Kos-kosan kosong, pasar sepi, warung-warung pada bangkrut.Lalu apa gunanya kita memiliki tambang emas tembaga terbesar kedua di Indonesia kalau tidak dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat lokal,” ungkapnya.
Sedari awal sudah sering Yuni mengingatkan bahwa harus ada upaya asimilasi (penyesuaian) dari dua kondisi yang dihadapi ini. “Karena kita tidak saja sedang menghadapi krisis kesehatan tapi juga krisis sosial ekonomi yang akan berdampak terhadap stabilitas dan kondusifitas daerah,” katanya.
Yuni tidak mengerti kenapa perusahaan ini begitu kukuh mempertahankan kebijakan lockdown-nya, padahal covid-19 sudah jauh menurun tingkat penularannya.
“Bahkan hari ini di NTB kita akan menghadapi perhelatan akbar bertaraf internasional di Mandalika Lombok Tengah. Artinya, kalau pihak lembaga-lembaga besar dunia saja sudah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan event yang bersifat menimbulkan keramaian yang seharusnya menjadi acuan Amman Mineral juga,” tambahnya.
Yuni mengingatkan kepada pihak PT AMNT untuk segera membuka kebijakan lockdown tersebut, sebagai upaya pemulihan ekonomi masyarakat.Karena kalau tidak ada itikad baik dari perusahaan maka dia tidak segan-segan untuk menurunkan masyarakat dalam jumlah yang besar. (sn01)