
Bandung, Sumbawanews.com – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Pengurus Pusat (PP) Aisyiyah Jawa Barat menandatangani kesepakatan kerjasama edukasi Pangan Sehat Gizi Seimbang di Kota Bandung. Kegiatan edukasi tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk talkshow dan lomba kreasi makanan sehat di beberapa kota di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, juga dilakukan talkshow edukasi yang dihadiri sekitar 200 kader PP Aisyiyah dari 27 wilayah di Jawa Barat. Hadir sebagai narasumber Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Dra. Chairunnisa.M.Kes, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat SE.MM, Perwakilan IDAI dr. Dadi ,Sp.A dan Kepala Bidang Informasi Komunikasi BPOM Jawa Barat Rusiana MSc.
Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Dra. Chairunnisa.M.Kes mengatakan Aisyiyah sebagai organisasi perempuan di Indonesia turut berperan mengawal generasi emas 2045. “Saat Indonesia berusia 100 tahun, maka 70% dari jumlah penduduknya adalah angkatan kerja atau usia produktif. Karenanya, mulai saat ini kita harus bisa memastikan kesehatan terutama gizi agar menghasilkan angkatan kerja yang berkualitas dan menjadi generasi yang kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter dan tidak menjadi beban bagi Negara,” ujarnya.
Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan pemenuhan hak tumbuh, kembang, kesehatan, dan pendidikan anak pada masa sekarang menjadi faktor penting agar dapat memikul tanggung jawab sebagai pemimpin Indonesia pada masa depan. “Saat kita sedang menghadapi bonus demografi juga dihadapkan pada masalah gizi buruk. Sebagian anak mengalami obesitas, sedangkan anak-anak lainnya mengalami hambatan pertumbuhan dan kekurangan berat badan. Jika hal ini tidak segera dihadapi, maka bonus demografi hanya akan menjadi beban bagi negara,” jelas Arif Hidayat.
Dalam kesempatan itu, Arif Hidayat kembali mengingatkan salah satu kendala dalam menciptakan generasi berkualitas adalah edukasi masyarakat khususnya ibu tentang gizi. “Masih banyak masyarakat dan ibu yang belum teredukasi tentang asupan gula garam dan lemak. Hal itu terlihat dari temuan-temuan kami di lapangan dimana masih ada ibu-ibu yang memberi susu kental manis untuk asupan gizi anak. Padahal BPOM telah mengeluarkan aturan tentang penggunaan susu kental manis,” jelas Arif.
“Persepsi masyarakat yang salah tentang SKM yang sudah dibangun hampir 100 tahun oleh produsen sangat sulit untuk berubah. Perlu usaha semua pihak untuk terus mengedukasi publik dan penegakan aturan. Bahkan setelah Per BPOM keluar, produsen tetap berusaha menjaga persepsi yang salah tersebut melalui iklan dan strategi marketing yang inovatif, ”tambah Arif
Arif Hidayat mencontoh narasi iklan yang mengatakan SKM mengandung susu segar di setiap tetesnya. Dalam label masih ada visual keluarga meminum susu. Media iklan yang digunakan juga makin beragam dan langsung menyentuh konsumen seperti penggunaan videotron di mall, apartment dan lain-lain.
Kepala Bidang Informasi Komunikasi BPOM Jawa Barat Rusiana MSc. Yang hadir sebagai narasumber juga menegaskan agar ibu selalu melakukan Cek KLIK saat membeli produk, yaitu cek kemasan, label, izin edar dan kadaluwarsanya. “Cek label susu kental manis saat membeli, apakah ada peringatannya? Peringatan ditulis dengan tinta merah, jangan berikan susu kental manis untuk bayi. Susu kental manis itu aman, tapi kita juga harus memperhatikan kandungan gizinya,” jelas Rusiana.
Lebih lanjut Rusiana mengatakan yang menyesatkan adalah iklan susu kental manis yang menyebutkan susu kental manis masih sebagai pengganti ASI, padahal sejatinya SKM adalah penambah rasa. “Sejak zaman kolonial hingga milenial susu kental manis diiklankan sebagai susu pertumbuhan anak sehingga membentuk persepsi yang salah hingga sekian lama. Padahal, SKM sendiri kandungan gulanya sangat tinggi hingga 20 gram per sekali saji,” ujar Rusiana.
Tentang Aisyiyah
Aisyiyah sebagai organisasi Persyarikatan Muhammadiyah yang kini memasuki abad kedua yang juga telah berkiprah secara luas dalam menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid dalam semua aspek kehidupan. Kiprah dakwah ‘Aisyiyah ditunjukkkan dengan memberikan perhatian dan solusi atas berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat yakni masalah pendidikan, ekonomi, termasuk di dalamnya bidang kesehatan. Sejak awal kehadirannya di tahun 1917, ‘Aisyiyah sudah berkiprah dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa melalui program pendidikan untuk anak balita. Yang kemudian dikenal TK Bustanul Athfal ‘Aisyiyah.
Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2018, TK BA Aisyiyah sudah mencapai jumlah 26.000 di seluruh Indonesia. Secara struktur, organisasi Aisyiyah sudah berada di 34 Propinsi, 416 Daerah (tingkat kabupaten/kota) dan 22260 Cabang (tingkat kecamatan). Seluruh kegiatan untuk mempersiapkan generasi emas 2045, tidak hanya dilaksanakan oleh Majelis Kesehatan ‘Aisyiyah tetapi bersinergi dengan majelis-majelis lainnya diantaranya Majelis Pendidikan, Majelis Tabligh, Majelis Kader, Majelis Ekonomi dan majelis lainnya yang ada di struktur organisasi Aisyiyah.
Tentang YAICI
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia yang kemudian di singkat YAICI didirikan pada 28 Juli 2017. Abhipraya bermakna memiliki harapan. YAICI memiliki harapan yang besar untuk bisa menumbuhkan anak-anak dan perempuan Indonesia yang cerdas dan berbudi luhur sehingga berdampak pada terwujudnya Generasi Indonesia Emas 2045. Fokus utama yang dilaksanakan YAICI adalah mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui, pembelajaran, pendampingan, pemberian pelatihan serta pengetahuan kepada masyarakat dengan metode kreatif dan inovatif. (sn01)