Sumbawa besar, sumbawanews.com – Kepala sekaligus penanggung jawab Laboratorium Genentik Sumbawa, Dr.Arief Budi Witanto,B.Eng.,M.Eng., Rabu (21/07) mengatakan, varian Delta Covid-19 telah memasuki Pulau Sumbawa. Sejauh ini, telah teridentifikasi 4 kasus varian delta di Kabupaten Sumbawa, 2 kasus di Kabupaten Dompu dan 2 lainnya di Kabupaten/kota Bima.
“Ada 12 sample dari 7 rumah sakit seluruh pulau sumbawa yang kami kirim ke Litbangkes untuk pembacaan sekuens dengan pembacaan keseluruh genom atau wall genum sekuensing. Dari 12 itu, 4 sample bisa dibaca, 3 varian delta. 1 masih yang biasa,” kata dia.
Diungkapkan, laboratorium genetic sumbawa membaca sekitar 20 sample dengan CT rendah atau dibawah 20, antara rentang April, Mei dan Juni, dari seluruh rumah sakit di pulau sumbawa. sample-sample tersebut, dipilih secara acak untuk mewakili rumah sakit, termasuk beberapa lainnya yang dikirim ke litbangkes dalam rentang April hingga Juni sebanyak 12 sample.
“Sample-sample yang memenuhi syarat untuk pembacaan itu, yang nilai CT (Cycle Threshold) Value dibawah 20. Jadi ini yang dibawah 20 itu, ada 30 lebih. Jadi kami pilih saja secara acak untuk kemudian mewakili rumah sakit rumah sakit itu, baik dikirim ke Jakarta maupun kami baca sendiri. Jadi yang dari litbangkes, itu rentang april sampai juni 12 sampel, 4 bisa dibaca, 3 varian delta. Kalau yang kami baca sendiri, jumlahnya sekitar 20, itu yang bulan juni saja. Sekitar 20 juni sampai akhir. Itu yang bisa kebaca 5, dan ke 5 itu semuanya, indikasinya varian delta,” jelasnya.
Ditegaskan, dari hasil uji lab yang dilakukan oleh Litbangkes maupun lab genetic sumbawa, terkonfirmasi 8 orang terpapar covid-19 varian Delta. Dengan rincian 4 orang dari Kabupaten Sumbawa yang di rawat di RSUD Sumbawa 3 orang, dan RSMA 1 orang. Kemudian dari Kabupaten Dompu dan Kabupaten/kota Bima masing-masing 2 orang.
“8 yang terkonfirmasi ini, 3 orang dengan metode wall genome sikuensing, yang dilakukan oleh litbangkes, dan 5 yang kami lakukan sendiri dengan pembacaan parsial sikuen. Jadi sebagian dari Reseptor Bining Domine (RBD) protein S. jadi 8 ini distribusinya, yang kami dapatkan dari kota bima ada2, dompu 2, kemudian dari RSUD Sumbawa ada 3 dan manambai 1,” jelasnya.
Ia mengatakan, dengan teridentifikasi di tiga kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, tidak menutup kemungkinan juga telah menyebar ke kabupaten lainnya. “Tidak berarti bahwa daerah lain tidak ada, karena mungkin kebetulan ini yang berhasil dibaca. Karena secara teknis, ada syarat-syarat yang sulit untuk dibaca kalau CT-nya tidak rendah. Apalagi pulau sumbawa ini tidak ada pembatasan, tidak ada penyekatan, gerakan orang sangat bebas diantara kabupaten/kota,” ucapnya.
Diungkapkan, dominan pasien yang terkonfirmasi terpapar varian delta, tidak memiliki gejala berdasarkan hasil identifikasi oleh rumah sakit. “60 persen tertulis dalam pengantar itu tidak bergejala. Ini kurang-lebih sama yang kita dengar dari hasil ditempat lain. Jadi varian delta sebenarnya, tidak selalu membuat pasien parah, kecuali orang yang punya penyakit bawaan,” tuturnya.
Ia menduga, tanpa gejala yang dialami oleh pasien varian Delta disebabkan pasien masih memiliki system immune kuat, dan tidak memiliki penyakit bawaan. “Mengenai usia, ini berfariasi dari 8 orang tadi yang paling muda19 tahun dan yang paling tua 48 tahun. Memang kalau yang sete dibawah 20, itu rata-rata yang dibawah 20 tahun. Dan kemudian, ini yang mungkin menyebabkan mereka tidak bergejala karena memang relative usia muda, tidak punya penyakit bawaan. sehingga daya tahan tubuhnya baik. tapi sebaliknya, dia mudah menularkan ke orang lain karena tidak bergejala, sehingga tidak merasa sakit dan tidak ke rumah sakit misalnya,” jelasnya.
Akan Mendominasi Varian Lain
Ditegaskan, varian delta memiliki kemampuan untuk menularkan diri lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. “Memang ciri khas varian delta yang disebut double mutan (mutasi ganda) pada protein S yang diketahui menyebabkan perubahan pada sifat virus. Yang jelas adalah, varian delta ini menyebabkan orang yang tertular itu, CT-nya rendah, viral loadnya sangat tinggi. makanya mudah menular. Jadi viral loadnya, atau jumlah partikelnya sangat tinggi. makanya setenya rata-rata dibawah 20. Karena kalau istilah tahun kemarin itu, super sprider, yaitu orang yang bisa menularkan lebih dari rata-rata 2 orang. Jadi sekarang varian delta itu, seperti itu,” jelasnya.
Sehingga, apabila varian Delta telah terkonfirmasi pada satu daerah, maka dalam waktu cepat akan menyebar dibandingkan varian covid-19 lainnya. “Kalau varian delta itu sudah masuk, maka dia akan menjadi dominan. Seperti Menkomaritim, penanggung jawab PPKM darurat, pak Luhut juga sudah persentase tanggal 10 juli bahwa, dominan di Indonesia, sudah varian delta. Jadi kalau varian delta sudah masuk, dia akan menjadi dominan, karena dia mudah sekali menular,” tegasnya.
Pencegahan
Menurutnya, untuk mencegah penularan varian delta covid-19, dengan mengintensifkan 3T yakni Tracing, Testing dan Treatment, dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. “Sehingga untuk pencegahan berikut upaya untuk tracing, testing, treatment mengjadi sangat penting. Sehingga mereka-mereka yang punya potensi sebagai penular, karena punya sete yang sangat rendah, bisa segera diisolasi. Jadi mungkin yang perlu kita lakukan adalah benar-benar menjaga protokol kesehatan supaya pandemic dengan varian delta ini segera dapat ditangani,” tegasnya.
Bagi masyarakat yang memiliki gejala, musti segera melakukan isolasi mandiri dan karantina. “Jadi isolasi mandiri, karantina itu sangat penting. Jadi perlakuannya memang harus segera dilakukan karantina, isolasi, karena varian delta ini menurut informasi, tidak hanya mudah menular, tapi juga mudah berkembang biak dalam tubuh orang yang tertular itu,” tuturnya. (Using)