Home Berita Upaya Damai Rusia-Ukraina Gagal, Erdoğan: Komunitas Internasional Hanya Bisa Membayar Hutangnya Melalui...

Upaya Damai Rusia-Ukraina Gagal, Erdoğan: Komunitas Internasional Hanya Bisa Membayar Hutangnya Melalui Pendirian Negara Palestina

Ankara, sumbawanews.com – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, Berbicara pada Forum Diplomasi Antalya ke-3, Jum’at (01/03) mengatakan Proses Istanbul, yang diluncurkan di Antalya, gagal mencapai perdamaian dalam krisis Rusia-Ukraina, yang sudah memasuki tahun ketiga. Karena tidak diberikan dukungan yang diperlukan.

“Kesempatan bersejarah untuk menyelamatkan puluhan orang ribuan nyawa dan untuk mencegah penderitaan dan kehancuran telah disia-siakan, atau lebih tepatnya, telah disabotase. Namun, keruntuhan nyata tatanan internasional yang berbasis aturan telah terjadi di Gaza,” kata Erdoğan.

Diungkap, Turki dengan berat hati mengikuti barbarisme dan pembantaian yang terjadi di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Hingga saat ini, 30 ribu warga Gaza, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, telah menjadi martir akibat serangan yang disengaja oleh Israel, dengan menyasar kawasan pemukiman sipil.

Baca Juga: Intelijen Turki Disebut Tangkap 7 Orang Terkait Mossad

Lebih dari 70 ribu warga Palestina terluka dan sekitar 2 juta lainnya terpaksa mengungsi. “Izinkan saya menyatakan dengan sangat jelas bahwa tidak hanya anak-anak, perempuan dan warga sipil yang dibunuh secara brutal di Gaza, tetapi juga kepercayaan miliaran orang terhadap sistem internasional, keadilan dan hukum telah hancur. Kita semua telah melihat Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Dewan Keamanan PBB yang bertugas menjamin perdamaian global, lembaga-lembaga Uni Eropa yang selalu berbicara tentang hak dan keadilan, media internasional yang terus berbicara tentang ketidakberpihakan, dan singkatnya semua Struktur yang selama bertahun-tahun telah kita yakini dan percayai semuanya tidak kompeten dan tidak berfungsi ketika yang dipertaruhkan adalah Israel,” jelas dia.

Menurutnya, apa yang terjadi di Gaza bukanlah perang. Namun upaya genosida karena perang pun mempunyai kode etik, etika, dan aturan yang harus dipatuhi.

“Yang saya bicarakan adalah barbarisme yang membuat bayi-bayi dalam gendongan ibu mereka kelaparan, yang dengan kejam dan keji membombardir rumah sakit, gereja, masjid, sekolah, universitas, kamp pengungsi, ambulans dan, seperti kemarin, warga sipil yang mengantri untuk mendapatkan bantuan makanan. Insiden yang menimpa Hind Receb yang berusia enam tahun, yang mobilnya ditabrak pasukan Israel saat dia dan keluarganya mencari perlindungan, berubah menjadi kisah tragis,” ucapnya.

Presiden Erdoğan menggarisbawahi, pemerintahan Netanyahu secara terang-terangan melanjutkan politik penghancuran dan pembantaian. meskipun keputusan sementara Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk berhenti melakukan genosida.

“Negara-negara Barat, yang telah mendukung Israel tanpa syarat sejak hari pertama, merupakan pihak yang terlibat dalam pertumpahan darah ini dengan kebijakan munafik mereka yang mengatakan ‘berlari dengan kelinci dan berburu dengan anjing’. Kita tidak mungkin bisa menghentikan penindasan di Palestina atau mendapatkan kembali kepercayaan terhadap sistem internasional kecuali perkataan kita didukung oleh perbuatan,” tegas Erdoğan.

Ia menegaskan,Komunitas internasional hanya bisa membayar utangnya kepada rakyat Palestina melalui pendirian negara Palestina. Untuk itu, sangat penting untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan terintegrasi secara geografis berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan al-Quds Timur sebagai ibu kotanya.

Untuk tujuan ini, Turki siap memikul segala jenis tanggung jawab, termasuk penjaminan. Turki akan terus memberikan dukungan yang diperlukan kepada Palestina dan akan memberikan semua kontribusi untuk pemulihan Gaza.

“Saya sekali lagi menyerukan kepada komunitas internasional untuk dengan tulus mendukung Gaza dan perjuangan Palestina. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua sahabat Palestina yang di seluruh dunia turun ke jalan untuk mengutuk penindasan dan dengan berani meneriakkan kebenaran meskipun ada banyak tekanan. Saya berharap forum ini dapat menghasilkan diskusi yang bermanfaat mengenai apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terulangnya pembantaian serupa di masa depan,” kata dia. (Using)

Previous articleDandim 1715 dan Forkopimda Yahukimo Dampingi Tim Wasev TMMD Ke-119 Tinjau Lokasi di Kabupaten Yahukimo
Next articleKapuspen TNI Hadiri Yogyakarta Royal Orchestra “Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara”
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.