Home Berita Sidang Dugaan Pelecehan Seksual, Ini Isi Chat Mesum Ketua KPU Hasyim ke...

Sidang Dugaan Pelecehan Seksual, Ini Isi Chat Mesum Ketua KPU Hasyim ke Hasnaeni si Wanita Emas

JAKARTA, Sumbawanews.com.- Isi percakapan antara Ketua KPU Hasyim Asy’ari dan Ketua Umum Partai Republik Satu Hasnaeni Moein alias Wanita Emas terungkap dalam sidang pembacaan putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Percakapan dengan topik pribadi itu membuat Hasyim dijatuhi saksi berat.

Anggota DKPP, Ratna Dewi Pettalolo mengatakan, saat sidang pemeriksaan, terkuak fakta bahwa Hasyim dan Hasnaeni aktif berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp. Mereka bertukar kabar setiap hari terkait hal-hal yang tidak berhubungan dengan pemilu.

baca juga: DKPP Berikan Sanksi Peringatan Pada Ketua KPU RI

Ketua KPU Disanksi Peringatan Keras Terakhir, Doli: Ini Bukan Soal Wanita Saja Golkar Sebut Wacana Penggabungan KIB-KIR Dalam Koalisi Besar Terbuka Bagi PDIP
Dewi lantas mengungkap isi pesan yang dikirimkan Hasyim kepada Hasnaeni. Salah satunya yakni “Nanti malam, dirimu keluar bawa mobil sendiri. Jemput aku, kita jalan berdua, ziarah keliling Jakarta”.

Baca juga: Sidang DKPP, Ketua KPU Disanksi Peringatan Keras Terakhir, Doli: Ini Bukan Soal Wanita Saja

Pesan lain dari Hasyim yakni, “Bersama KPU kita bahagia, bersama Ketua KPU saya bahagia”. Ada juga pesan seperti ini: “Udah jalan ini menujumu”, lalu “Hati-hati, selalu jaga diri dan jaga kesehatan selalu”, serta “Kalau ada sesuatu yang diperlukan malam ini, kontak aja, saya standby, siap merapat”.

Baca juga: Tertutup, DKPP Periksa Ketua KPU RI Untuk Dua Perkara

Dewi mengatakan, percakapan mereka menunjukkan adanya kedekatan secara pribadi. Bukan percakapan antara Ketua KPU dan ketua partai politik terkait kepentingan kepemiluan.

“DKPP menilai tindakan teradu sebagai penyelenggara pemilu terbukti melanggar prinsip profesional dengan melakukan komunikasi yang tidak patut dengan calon peserta pemilu sehingga mencoreng kehormatan lembaga penyelenggara pemilu,” kata Dewi di Ruang Sidang DKPP, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Kartu Merah dari Teuku Umar, Sikap PDIP Dibalik Batalnya Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia

Hasyim dinilai melanggar sejumlah pasal dalam Peraturan DKPP Nomor 2 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu (KEPP).

Dewi mengatakan, fakta adanya percakapan intens itu terungkap ketika majelis hakim DKPP menggali kebenaran dugaan Hasyim melakukan pelecehan seksual terhadap Hasnaeni. DKPP berkesimpulan bahwa dalil pelecehan itu tidak terbukti karena pihak Hasnaeni tidak bisa menghadirkan alat bukti materil dan saksi.

Baca juga: Adu Kuat Setelah Firli Copot Endar Priantoro dari KPK

Sebagai catatan, Hasnaeni mendalilkan Hasyim melecehkan dirinya dengan iming-iming bakal meloloskan partainya sebagai peserta pemilu. KPU RI pada 14 Oktober menyatakan Partai Republik Satu tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Sekitar dua bulan usai dinyatakan tidak lolos, barulah Hasnaeni mengungkap dugaan pelecehan seksual tersebut dan membuat aduan ke DKPP.

Dalam sidang putusan ini, DKPP juga menyatakan Hasyim melanggar kode etik karena terbukti melakukan perjalanan pribadi bersama Hasnaeni ke DIY Yogyakarta pada Agustus 2022 lalu. Sesampai di Jogja, mereka berduaan menziarahi sejumlah pantai dan goa.

Baca juga: DKPP: Ketua KPU Akui Berduaan dengan Wanita Emas Ziarahi Pantai dan Goa Jogja

DKPP menilai, perjalanan Hasyim bersama ketua umum partai politik di luar agenda kedinasan itu merupakan tindakan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Apalagi, ketika itu KPU sedang melakukan verifikasi administrasi terhadap Partai Republik Satu sebagai syarat untuk menjadi peserta Pemilu 2024.

Atas sejumlah pelanggaran kode etik tersebut, DKPP menjatuhkan sanksi berat kepada Hasyim. “Menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir kepada teradu Hasyim Asya’ri selaku ketua merangkap anggota KPU RI, terhitung sejak putusan ini dibacakan,” kata Ketua DKPP Heddy Lugito.

Hasyim enggan menanggapi putusan DKPP ini. Dia hanya mau memberikan penjelasan kepada awak media terkait isu pemilu lainnya.(sno2)

Previous articleKartu Merah dari Teuku Umar, Sikap PDIP Dibalik Batalnya Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia
Next articleDKPP: Ketua KPU Akui Berduaan dengan Wanita Emas Ziarahi Pantai dan Goa Jogja
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.