Jakarta, Sumbawanews.com.- Kebijakan Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi mengurangi titik jaringan internet (wifi) di Ibu Kota dari 3.500 titik menjadi 1.263 titik sejak januari 2023 lalu mendapat protes dari warganet. Pasalnya kebijakan tersebut merugikan warga DKI yang sebelumnya telah terfasilitasi dengan kebijakan Anies Baswedan.
“Heru bertindak sbg malaikat pencabut nyawa dimana sedikit demi sedikit NIKMAT KEMUDAHAN yang pernah diberikan olh @aniesbaswedan sbg Gubernur DKI sblmnya kpd masyarakat DKI dicabut agar masyarakat SADAR bhw malaikat IZRAIL itu nyata adanya☺️🙏,” cuit akun Kopet haha 𝟒𝟎𝟒 𝐍𝐎𝐓 𝐅𝐎𝐔𝐍𝐃 @sexy_killer404 dikutip Sumbawanews.com, Rabu (14/6/2023).
Baca juga: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Klaim Indonesia Tanah Suci Bukan Mekkah
Akun Elang Gold(2)🇮🇩🇵🇸🇹🇷 @Pecel_Lele5678 melihat semenjak DKI di pegang oleh Heru yang didukung PDIP, Jakarta semakin hancur, “ancur minah Ibu Kota kalau dipegang Partai Kebo. Bisanya merusak, pelihara dan bangun gak bisa, Partai Kebo gede bacot doang,” tulisnya.
Senada dengan warga net lainnya akun 𝕕𝓾ς𝐤ᗷย𝓢𝕋𝐞R @GRUNGE_GO melihat Heru hanya bisa merusak Jakarta, “Haha partai barbar kerjaannya cmn merusak,” tulisnya.
Baca juga: Bocor Video Ganjar Ketemu Oligarki Atur Satu Putaran, Warganet: Negara Tidak Berdaulat
Akun 𝕕𝓾ς𝐤ᗷย𝓢𝕋𝐞R @GRUNGE_GO menilai kebijakan Heru semakin ngawur, “Pemprov DKI Jakarta mengurangi titik jaringan internet (wifi) di Ibu Kota dari 3.500 titik menjadi 1.263 titik. Setelah dipegang Heru, makin ngawur saja kebijakannya, seharusnya wifi gratis itu merata namanya juga ibu kota, masyarakat ibu kota gak harus kesulitan beli Kuota. 👀,” ungkapnya.
Baca juga: CBA Desak Kejagung Telisik Kejanggalan Tender Di Telkomsel
Kebijakan pengurangan titik Wifi ini diambil karena menyesuaikan kebutuhan masyarakat setelah pandemi Covid-19 berdasarkan survei oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfotik) DKI.
“Karena pengurangan anggaran, jadi kuantitas berkurang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kominfotik DKI Raides Aryanto di Jakarta, Selasa (3/1/2023) lalu.
Dia mengungkapkan, pihaknya sebelumnya mengajukan anggaran sebesar Rp174 miliar, namun disetujui sebesar Rp56 miliar.
Baca juga: Teganya! DPR ‘Ngamuk’ ke Bahlil, Datang ke IKN Cuma Lihat Tiang Pendek Setengah Meter
Berdasarkan hasil survei pada Desember 2021, sekitar 56 persen jaringan internet gratis, Jakwifi, digunakan untuk kepentingan pembelajaran jarak jauh karena saat itu dalam rangka pengendalian pandemi Covid-19. Begitu juga survei pada Maret 2022, Jakwifi masih digunakan untuk pembelajaran jarak jauh karena masih pandemi Covid-19.
Baca juga: Viral Video Ganjar Ketemu Pengusaha Jatim Terduga Korupsi di KPK
Namun survei terakhir pada 2022, Aryanto menerangkan, Jakwifi untuk kepentingan pembelajaran jarak jauh sudah menurun menjadi 27,5 persen. Selebihnya, Jakwifi digunakan untuk kepentingan hiburan dan informasi.
“Kemudian di masa peralihan pandemi ke endemi tahun kemarin (2022), pada November terjadi penurunan 27,5 persen. Sehingga selebihnya 50,7 persen itu digunakan masyarakat untuk hiburan, cari informasi,” ujarnya seperti dilansir dari Antara.(sn02)