Home Berita Pertamina Bantah Kargo Minyak Mentah Rp 2,43 Triliun yang Ditangkap Bakamla Miliknya,...

Pertamina Bantah Kargo Minyak Mentah Rp 2,43 Triliun yang Ditangkap Bakamla Miliknya, CERI: Mencurigakan!

JAKARTA, Sumbawanews.com. – Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman angkat bicara terkait penangkapan super tanker MT Arman 114 oleh Bakamla. Terutama terkait muatan super tanker.

Yusri khawatir, penangkapan kapal super tangker ini bisa jadi modusnya hampir sama dengan kasus import minyak haram ” zatapi crude” 18 tahun yang lalu sempat heboh oleh sejumlah media tanah air menyebut nyebut diduga tokoh MRC dibaliknya.

Baca juga: Pembelian Mirage 2000 Pakai Uang Rakyat, CERI: Prabowo Jangan Sensi

Yusri mengatakan pihaknya sudah mengkonfirmasi ke Direktur Optimasi Feedstock dan Produk Subholding PT Kilang Pertamina Internasional, Sani Dinar Saifudin, pada Selasa (11/7/2023) malam.

“Sani Dinar membantah kargo Iran Crude yang ditangkap Bakamla untuk kebutuhan kilang Pertamina,” ungkap Yusri.

Baca juga: Aliran Dana Korupsi Proyek BTS Kominfo, Dari Menpora Hingga Pejabat Pertamina, Ini Daftarnya!

Meski demikian, Yusri menerima informasi akibat embargo Amerika, minyak mentah asal Iran di pasaran Singapura dirubah menjadi Oman Light Crude.

“Minyak tersebut cocok untuk Kilang Cilacap yang kilang 1 atau fuel oil complex (FOC) 1,” beber Yusri.

Lebih lanjut Yusri mengatakan, awalnya CERI mencurigai kargo itu dipasok untuk kebutuhan kilang Cilacap untuk mengganti Arab Light Crude (ALC) yang katanya akan dikurangi pasokannya.

Baca juga: Terkait Dugaan Markus Korupsi BTS, CERI Desak Menteri BUMN Erick Tohir Copot Direktur SDM Pertamina

“Maklum saja kata pedagang minyak di pasar internasional, jika pasokan ALC tetap dipertahankan, tentu tak ada pemain tengah alias calo yang bisa meraih cuan, sebab kontrak Saudi Aramco dengan Pertamina adalah kontrak G to G,” timpal Yusri.

Sebelumnya pada 6 Januari 2023, Sekretaris CERI, Hengki Sepriadi telah melayangkan konfirmasi kepada Sani Dinar Saifudin terkait rencana pengurangan impor ALC.

Baca juga: Pertanyakan Produk Baru BBM Pertamina Disebut Bioetanol, CERI: Jangan Kelabui Publik

Saat itu Sani Dinar menjawab tidak ada pengurangan import ALC di tahun 2023 ini, tetapi melakukan optimasi. Ia saat itu juga menjawab KPI akan melakukan plant test minyak mentah baru yang mungkin dari hasilnya bisa menjadi alternatif substitusi minyak mentah ALC ke depannya.

Sani menerangkan, bahwa untuk view jangka panjang, jika ada kejadian lagi diaruoption di fasilitas Aramco, seperti serangan drone waktu itu, kita sudah tau minyak mentah apa yang bisa menjadi alternatif subsitusinya.

Baca juga: CERI Ungkap Bahaya Tender Berlarut-larut di PT Pertamina Hulu Rokan

Kala itu CERI mendapat informasi bahwa di pasaran perdagangan minyak internasional bereaksi atas rencana PT Pertamina Kilang Internasional yang mulai Januari 2023 akan mengurangi impor minyak mentah jenis ALC (Arab Light Crude) dari Saudi Aramco.

Padahal selama ini diketahui dari hasil hubungan G to G antara Indonesia dengan Arab Saudi menjadi hubungan B to B antara Saudi Aramco dengan Pertamina untuk ada jaminan pasokan minyak mentah sebesar sekitar 3,6 juta barel perbulan untuk kebutuhan feedstock Kilang Cilacap.

Konon kabarnya ada permintaan dari PT Kilang Pertamina Internasional mengurangi impor ALC sebanyak 50% sehingga menjadi 1.8 juta barel setiap bulannya.

Baca juga: Muslim Arbi Desak Kejagung Periksa Putera Jokowi Kaesang Terkait Dugaan Aliran Dana Korupsi BTS Kominfo

Kejanggalan Nilai Muatan Tanker

Terkait penangkapan super tanker oleh Bakamla, Yusri menilai ada kejanggalan penghitungan nilai muatan tanker itu.

“Volume 272.569 metrik ton jika dikonversi menjadi satuan barel menjadi sekitar 2 juta barel. Asumsi harga minyak mentah USD 80 perbarel, maka nilai kargo menjadi USD 80 dikali 2 juta barrel sama dengan USD 160 juta, atau setara Rp 2,43 triliun dengan asumsi kurs USD sama dengan Rp 15.200,” jelas Yusri.

Jadi, kata Yusri, pihaknya menilai taksiran Bakamla terlalu tinggi, sebab harga minyak mentah jenis Oman Crude hanya USD 80 per barrel CIF di Indonesia saat ini.

Meski demikian, Yusri mengatakan CERI mendukung penuh Bakamla agar memproses hukum super tanker yang ditangkap itu hingga ke pengadilan, termasuk mengungkap siapa tokoh yang terlibat diduga berkongkalikong dengan oknum aparat, agar menimbulkan efek jera.

Dilansir banyak media, Bakamla RI menangkap kapal super tanker MT Arman 114 berbendera Iran yang bermuatan minyak mentah atau light crude oil (LCO) 272.569 metrik ton. Bakamla menaksir muatan minyak itu sebesar Rp 4,6 triliun.

“Muatannya kapal ini super mirip-mirip seperti kapal induk lah panjangnya 330 m kapal itu normalnya cuma 80 m 100 m jadi 330 hampir sebesar lapangan bola. Muatannya ini ada 272.569 matriks ton atau 2,3 juta barel ini senilai Rp 4,6 triliun,” ujar Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia di Mabes Bakamla RI, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).(sn02)

Previous articleMenlu Rusia Dijadwalkan Hadiri Pertemuan Rusia-ASEAN, EAS dan ARF di Jakarta
Next articleSurvei LSI: 81,9 Persen Warga Puas dengan Kinerja Jokowi, Warganet: Salah! Harusnya 157 Persen
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.