Home Berita Misbakhun: Utang Indonesia 17.500 Trilyun Menjadi Bom Waktu

Misbakhun: Utang Indonesia 17.500 Trilyun Menjadi Bom Waktu

Jakarta, Sumbawanews.com.- Pengelolaan Negara secara serampangan dengan hutang yang besar bakal jadi beban dan bom waktu yang akan meletus menjadi krisis maha dahsyat lebihi krismon 97/98. Demikian pendapat anggota DPR RI Fraksi Golkar Misbakun dalam diskusi di WAG belum lama ini.

Menurut Misbakhun jumlah hutang Indonesia saat ini melebihi PDB, “jumlah tersebut melebihi 100 persen dari PDB kita yang mencapai 15.600 triliun, padahal menurut UU No.17/2003 batas utang atau ratio debt kita maksimal 60% dari PDB” jelasnya.

Baca juga: Negara Semakin Amburadul, Janji TNI Membela Ideologi Pancasila di Tagih

Dijelaskan oleh mantan pegawai Ditjen Pajak ini, angka Rp. 17.500 trilyun adalah total utang pemerintah dalam rangka pembiayaan APBN. Utang menutup defisit pembiayaan APBN.

Kepada siapa kita berutang? tanya Misbakhun. Sejak era rezim UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara maka dimulai utang menggunakan mekanisme SBN (Surat Berharga Negara) State Treasury Bond atau lebih dikenal di pasar sebagai SUN (Surat Utang Negara). Era utang bilateral, multi lateral dan utang kepada lembaga donor berkurang sangat tajam prosentasenya seiring dengan naiknya volume APBN kita sehingga besaran defisit naik dan jumlah surat utang makin membesar. SBN atau SUN diserap oleh pasar dan pembelinya bisa perbankan nasional, dana pensiun, lembaga asuransi, BPKH, LPS, BI dan siapapun yang perlu investasi di government bond baik asing maupun nasional.

Baca juga: Inilah Daftar Nama Pejabat yang Pernah Berkunjung ke Al Zaytun

“Apakah angka Rp 7.014,58 triliun itu sudah merupakan total utang pemerintah? Secara matematika tanggung jawab pemerintah masih belum,” ungkapnya.

Dijelaskan, ada 2 komponen perhitungan utang diluar utang pembiayaan APBN yang belum dihitung dalam struktur komponen utang pemerintah yaitu;
(1) contingency debt (merupakan utang yg menjadi tanggung jawab negara) seperti utang BUMN. Jumlah utang BUMN saat ini hampir mencapai Rp 6.000 triliun.
(2) utang dana pensiun yang saat ini masih menggunakan metode beban langsung di APBN padahal secara aktuaria dana pensiun ini harus dibuatkan pencadangan khusus sebagai beban biaya pensiun untuk ASN, TNI dan Polri. Perkiraan jumlah beban utang pensiun mencapai sekitar Rp 4.500 triliun.

baca juga: KPK Harap Tangkap Tangan Rektor Unila Tidak Terjadi di UNS

“Kedua items di atas tidak pernah masuk dalam perhitungan neraca keuangan negara. Padahal secara best practices di seluruh dunia saat menghitung neraca keuangan negara itu masuk dalam itungan government debt,” lanjut lulusan STAN ini.

Kalau poin utang pembiayaan untuk APBN, contingency debt, dan utang dana pensiun dihitung semuanya masuk dalam neraca keuangan negara maka total utang kita bisa mencapai 7.000+6.000+4.500=17.500 triliun.

Baca juga: Curang! Banner Anies di Jember Rusak, NasDem Lapor Polisi

Sementara data Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang tercatat di Bank Indonesia Posisi ULN Indonesia pada Januari 2023 tercatat sebesar 404,9 miliar dolar AS. (sn01)

Baca juga: Dugaan Penyelewengan Dana Reses Fraksi PAN, MPH Praperadilan KPK hingga Zulhas

 

 

Previous articlePanglima TNI Cek Kesiapan Satuan Tugas Intelijen Pengamanan KTT ASEAN ke-42
Next articleSebanyak 120 KK Dapat Nikmati Air Bersih Bantuan Kerja Sama Kemenhan RI dan Korem 162/WB
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.