Home Berita Merasa Tidak Bersalah, Profesor BRIN Muhammadiyah Phobia Thomas Djamaluddin Lakukan Klarifikasi

Merasa Tidak Bersalah, Profesor BRIN Muhammadiyah Phobia Thomas Djamaluddin Lakukan Klarifikasi

Jakarta Sumbawanews.com.- Merasa tidak bersalah dalam kasus ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah oleh peneliti BRIN Andi Pangareng Hasanuddin, Profesor Profesor Riset Astronomi Astrofisika, BRIN Thomas Djamaluddin yang narasinya selama ini Muhammadiyahphobia alias anti Muhammadiyah lakukan Klarifikasi.

Baca juga: Akhirnya Profesor BRIN Muhammadiyahphobia Thomas akan Diperiksa Bareskrim Dalam Perkara Ujaran Kebencian

Dalam unggahan di lama FBnya, Thomas menulis: Atas berita yg keliru di media dan menjadi salah satu bagian yg dilaporkan kpd polisi, saya berhak memberikan klarifikasi di blog saya. “Klarifikasi: Tidak Ada Hubungan Posting dan Komentar Saya dengan Ancaman di fb,” yang diunggah pada Kamis 27 April 2023.

Baca juga: Apa Karena Mahar? Masih Kabur, Kabar Sandiaga Resmi Gabung Partai Ka’bah PPP

baca juga: Tidak Kapok! Profesor BRIN Muhammadiyahphobia Thomas Djamaluddin Tetap Bikin Onar di FB

“Ini klarifikasi atas dugaan keterkaitan saya dengan ancaman yang dilakukan AP Hasanuddin di fb saya. Saya tunjukkan bukti-bukti kronologinya. Pada 21 April 2023 saya posting “Menjawab Pertanyaan Publik …” (lihat screen shoot di atas). Kemudian banyak komentar. Salah satunya komentar dari Aflahal. Atas komentar Aflahal tersebut, tanpa tendensi saya tanggapi,” tulis Thomas seraya melampirkan link blog pribadinya tempat menjelaskan klarsifikasi lebih detail.

Baca juga: Mazhab Bung Karno Panji Gumilang dan Khatib Shalat Jumat Perempuan Al-Zaytun

Baca juga: Pasca di Hempas Jokowi, Prabowo Rajai Survei Poltracking Indonesia

Baca juga: Arogansi Ilmuwan Thomas Djamaluddin

 

Baca Juga: Inilah Hubungan Khusus Moeldoko dengan Panji Gumilang Ponpes Al Zaytun Indramayu

Baca juga: Shalat Campur Pria dan Wanita Al Zaytun, Muslimat NU: Bukan Begitu Cara Muliakan Wanita Ajaran Nabi Muhammad

Sumbawanews.com mengutip dari blog pribadi Thomas yang beralamat di https://tdjamaluddin.wordpress.com/ menurutnya tanggapan itu semata-mata berdasarkan fakta yang ada di media (sudah saya jelaskan di blog ini juga). Setelah itu saya sama sekali tidak membuka fb karena persiapan idul fitri dan mudik pada 22 – 23 April 2023. Pada Senin, 24 April 2023 saya mendapat screen shoot yang viral dari seorang teman media tentang adanya ancaman oleh AP Hasanuddin.

Baca juga: Terkait Ujaran Kebencian Kepada Muhammadiyah, PW Muhammadiyah Jatim: Proses Hukum Mesti Berjalan

Baca juga: Panji Gumilang: Shalat di Al Zaytun  Perempuan Shaft Didepan, Bermahzab Bung Karno

Atas informasi tersebut, saya cari info lengkap di fb saya. Ternyata rangkaian diskusi terkait sudah dihapus. Menurut informasi AP Hasanuddin, di bawah tanggapan saya banyak komentar lain. Tetapi ada yang menghapus, sehingga tampak seolah-olah komentar AP Hasanudin langsung terkait dengan tanggapan saya. Kalau diperhatikan, AP Hasanuddin bukan menanggapi saya, tetapi menanggapi Ahmad Fauzan. Saya tidak tahu diskusi sebelumnya karena record-nya sudah dihapus, termasuk komentar Ahmad Fauzan yang ditanggapi AP Hasanuddin. Bisa jadi ada diskusi panas yang akhirnya memicu ancaman AP Hasanuddin.

Baca juga: Profesor BRIN Muhammadiyah Phobia Thomas Djamaluddin Diujung Tanduk, KASN Rekomendasikan Divonis Berat

Baca juga: Darah Kami Sudah Halal, Bung!

Di media dikesankan seolah AP Hasanuddin terprovokasi oleh tanggapan saya, karena screen shoot yang beredar tampak berurutan. AP Hasanuddin menjelaskan, sebenarnya di bawah tanggapan saya ada banyak komentar, tetapi telah dihapus. Hanya menampilkan tanggapan saya dan komentar AP Hasanuddin. Itu yang di-screen shoot lalu disebarkan. Melalui WA saya konfirmasikan, apakah AP Hasanuddin terprovokasi oleh saya? Ini jawaban dia.

Baca juga: Akhirnya Profesor BRIN Muhammadiyahphobia Thomas akan Diperiksa Bareskrim Dalam Perkara Ujaran Kebencian

Baca juga: Terancam Vonis Berat, Profesor BRIN Thomas Masih Membela Diri Tidak Bersalah

Jadi, jelas AP Hasanuddin tidak terprovokasi oleh tanggapan saya, tetapi oleh banyak komentar di bawah tanggapan saya (yang sudah dihapus oleh pengirim screen shoot). Saya sudah terbiasa dengan beragam komentar negatif terhadap saya. Saya tanggapi komentar-komentar itu secara positif (tidak semua, karena terlalu banyak), terutama kalau ada yang bertanya atau salah pengertian yang perlu saya luruskan.

Baca juga: Ibunya Dipecat dan Dipenjara, Anak Aiptu Rusmini Minta Keadilan Via Sosmed

“Belakangan saya mendapat informasi di fb saya, alasan Aflahal menghapus semua record komentar awal yang memicu ancaman AP Hasanuddin,” tutup Thomas.

Sontak klarifikasi Thomas ini mendapat tanggapan dari warganet lainnya, Anwar El Chaiyin menekankan laporan sudha masuk, “Dijelaskan saja di kantor Polisi Pak Laporan sudah masuk,” jelas Anwar.

Baca juga: Tidak Kapok! Profesor BRIN Muhammadiyahphobia Thomas Djamaluddin Tetap Bikin Onar di FB

Achmad Subhan panjang lebar menjelaskan Thomas berusaha memberikan klarifikasi karena merasa tidak bersalah, “Berturut-turut melakukan status yg berisi klarifikasi, yg isinya berusaha menjelaskan bahwa keributan yg terjadi bukan salah bapak. Di sisi lain, ini bisa menunjukkan itikad dua hari lalu dimana bapak menuliskan permohonan maaf adalah tidak benar sepenuhnya. Anda ingin memberikan penjelasan bahwa kejadian tsb, yg terjadi di rumah bapak adalah tidak berkaitan dg bpak, aku tidak salah, artinya bapak sedang membantahnya sendiri. Umumnya seseorang melakukan klarifikasi lalu diakhiri dengan permintaan maaf, secara tulus. Lalu kasus ditutup,masyarakat pun sudah memaafkan, tidak diungkit lagi. Tidak dibalik, meminta maaf lalu disambung dengan berlarut-larut dalam klarifikasi, yg seolah menunjukkan bahwa dia tidak bersalah. Sangat disayangkan jika yg kedua ini yg bapak pilih,” jelas Achmad.

Baca juga: Dukung Ganjar, Hasto Kristiyanto : PDIP-PPP Segera Bertemu

Ahmad melanjutkan kewajiban yang sudah meminta maaf membuat suasana tenang, bukan kembali membuat kegaduhan, “Setiap orang memiliki hak untuk itu, tapi di sisi lain kewajiban pun harus diindahkan. Kewajiban bagi yg sudah minta maaf adalah membuat tenang suasana , tidak malah membuatnya tetap atau makin keruh. Salah satunya dg cara mudah yaitu, diam sejenak, dan banyak-banyak mendengar atau meminta nasehat kepada yg dianggap lebih bijak, yang mampu membuka nurani utk menjadi lebih baik lagi. Introspeksi diri dan memohon ampunan , taubatan nasuha kepda Allah SWT, sowan ke para sesepuh. Ini lebih baik dari pada berkutat dg gadget yg bisa menuntun pada kemudharatan berikutnya. Sadarilah jika Allah sedang mengingatkan, sedang menegur atas apa yg selama ini diperbuat. Sungguh beruntung jika seorang muslim yg menyadari ketika ditimpakan suatu peristiwa dan ia meyakini bahwa Allah hadir, dan yg terjadi adalah atas kehendak-Nya. Kemudian ia bertaubat, lalu merubah diri. Sekali lagi tidak perlu lagi bersusah payah dg semua klarifikasi. Semoga disadari,” papar Achmad.

baca juga: Inilah 10 Cara Jokowi Menjegal Anies Baswedan Sebagai Capres 2024

Akun حافظ مخلصين memberikan penjelasan bahwa orang awampun dapat menilai statemen selama ini bertendensi negatif kepada Muhammadiyah, “Orang awam yg netral pun akan menilai, bahwa statemen2 bapak selama ini memang punya tendensi terhadap ormas tertentu dan kesannya kurang menghargai. Termasuk pembelaan bapak terhadap AH Nasution ketika melakukan blunder 🙂,” terangnya. (sn01)

Baca juga: Muhammadiyah Phobia

Previous articleDukung Program Ketahanan Pangan, Babinsa Koramil 1710-07/Mapurujaya Setia Dampingi Petani Di Wilayah Binaan
Next articlePanglima TNI Terima Paparan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.