Jakarta, Sumbawanews.Com.- Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dikabarkan terseret kasus dugaan korupsi pengadaan pembelian pesawat bekas Indonesia-Qatar. Hal ini terungkap dari laman META NEX dengan judul ‘Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation’ yang terbit hari Jumat (9/2/2024).
Dalam laman tersebut menyebut jika lembaga anti korupsi Uni Eropa The Group of States against Corruption (GRECO) tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi terkait pembelian bermasalah 12 pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar. Kasus ini menyeret nama Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Capres Prabowo Subianto.
Baca juga: Ungkap Skandal di Balik Wacana Pemilu 1 Putaran: 6 Jam Ditayangkan, Film Dokumenter Dirty Vote Ditonton lebih dari Setengah Juta Orang
Sumbawanew.com, pada Sabtu (10/2) coba menelusuri sumber awal pemberitaan dari MSN dengan link https://www.msn.com/en-us/news/other/indonesia-prabowo-subianto-eu-corruption-investigation/ar-BB1i0l2x sudah tidak bisa diakses oleh publik.
Sebagai informasi, pembelian pesawat bekas tersebut telah disepakati dengan nilai US$ 792 juta atau sekitar Rp12,3 triliun. Sehingga satu unit pesawat bekas itu senilai US$ 66 juta atau sekitar 1,03 triliun.
Dalam laman tersebut menyebut jika kesepakatan pembelian pesawat bekas asal Qatar itu dijembatani oleh perusahaan Ceko yakni Excalibur Internasional, anak perusahaan Czechoslovak Group (CSG) yang dimiliki keluarga Strnad. Pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar akan diterima Indonesia pada 2025 mendatang.
Baca juga: Politikus PDIP: Makzulkan Jokowi Sekarang Juga
Menurut Microsof Media Network (msn.com), pihak Qatar menawarkan 7 persen cashback dari total kesepakatan atau sekira US$ 55,4 juta (sekira Rp865,1 miliar). Lebih lanjut, media tersebut juga menyebut jika duit fee itu dipergunakan untuk membiayai kampanye Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Menurut sumber msn.com, kesepakatan pemberian cashback pesawat tempur bekas Mirage 2000-5 disetujui secara personal oleh Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed Al Attiyah.
Tujuan Qatar menyepakati transaksi tersebut adalah sebagai upaya investasi untuk menanamkan pengaruh di Indonesia dan Asia Tenggara, seperti yang telah dilakukan di sejumlah negara Asia dan Afrika.
Berikut kutipan lengkap dari pemberitaan MSN:
“They knew that Prabowo was interested in standing for president again, so when he visited Doha in January 2023, they offered him the Mirages along with a 7 percent cut from the deal to fund his election campaign. This, according to anonymous sources agreeing to speak on condition of anonymity, was agreed to personally by the Qatari Minister of State for Defense Khalid bin Mohammed Al Attiyah. (That 7 percent kickback works out to $55.4 million, more than enough to bankroll Prabowo’s presidential campaign. According to multiple whistleblowers, Prabowo was given the (first $20 million in cash on a private jet at Doha airport*”
“So why would Qatar pay kickbacks to a presidential candidate in Indonesia? Our source said the Qataris see it is an investment for the future and is similar to their approach in other parts of Asia and Africa. If Prabowo goes on to win the election, our source said, the Qataris could count on the Indonesian president to return the favour whenever required”
“The European anti-corruption body, The Group of States against Corruption (GRECO), reportedly sent a cable to the US Embassy in Jakarta on January 25. It states that a European Investigative Order (EIO) has opened an investigation against the Czech company over the fighter deal”
“This is part of a* wider investigation into Qatar buying influence among members of the European Parliament* to promote its interests. The cable requested the US State Department’s assistance in their investigation into the “corruption within Indonesian Ministry of Defence, and especially in relation to Qatar.” We have seen a copy of the cable, which cannot be independently verified”
Berikut terjemahannya :
“Mereka tahu bahwa Prabowo tertarik untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi, jadi ketika dia mengunjungi Doha pada Januari 2023, mereka menawarinya Mirage beserta potongan 7 persen dari kesepakatan untuk mendanai kampanye pemilunya. Hal ini, menurut sumber anonim yang menyetujui hal tersebut berbicara dengan syarat anonimitas, disetujui secara pribadi oleh Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed Al Attiyah (7 persen suap itu berarti $55,4 juta, lebih dari cukup untuk mendanai kampanye presiden Prabowo. Menurut beberapa pengungkap fakta, Prabowo diberi (uang tunai $20 juta pertama untuk jet pribadi di bandara Doha*”
“Jadi mengapa Qatar mau memberikan suap kepada calon presiden di Indonesia? Sumber kami mengatakan Qatar melihat hal ini sebagai investasi masa depan dan serupa dengan pendekatan mereka di wilayah lain di Asia dan Afrika. Jika Prabowo memenangkan pemilu, sumber kami mengatakan, Qatar dapat mengandalkan presiden Indonesia untuk membalas budi kapan pun diperlukan”
Badan antikorupsi Eropa, The Group of States Against Corruption (GRECO), dilaporkan mengirimkan telegram ke Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 25 Januari. Disebutkan bahwa European Investigative Order (EIO) telah membuka penyelidikan terhadap perusahaan Ceko tersebut. atas kesepakatan pesawat tempur”
“Ini adalah bagian dari* penyelidikan yang lebih luas terhadap Qatar yang membeli pengaruh di antara anggota Parlemen Eropa* untuk mempromosikan kepentingannya. Kabel tersebut meminta bantuan Departemen Luar Negeri AS dalam penyelidikan mereka terhadap “korupsi di Kementerian Pertahanan Indonesia, dan khususnya yang berkaitan dengan ke Qatar.” Kami telah melihat salinan kabel tersebut, yang tidak dapat diverifikasi secara independen”
Menyikapi pemberitaan ini, Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Yusir Ihza Mahendra membantah jika Capres Prabowo Subianto terlibat dalam dugaan kasus korupsi pembelian bekas Mirage 2000-5.
Bahkan Yusril memastikan jika tidak ada aliran dari dugaan korupsi dalam kegiatan kampanye Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Berita tersebut adalah hoaks terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari. Berita hoaks tersebut adalah sebuah pembusukan politik,” kata Yusril dalam keterangan tertulis, Jumat (9/2/2024).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini menyebut jika pembelian pesawat Mirage bekas milik Qatar tersebut tidak pernah dilaksanakan, karena adanya keterbatasan anggaran dari pemerintah.
Yusri mengakui jika perjanjian pembelian persawat bekas itu sudah disepakati Indonesia dan Qatar. Namun dalam perjalanannya, pemerintah batal melakukan pembelian tersebut. “Tidak ada penalti apapun kepada Pemerintah RI akibat pembatalan itu,” kata Yusril.(SN01)