Jakarta, Sumbawanews.com. – Keberadaan Ketua KPK Firli Bahuri menjadi sorotan saat KPK memproses hasil operasi tangkap tangan (OTT) pejabat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas karena Firli Bahuri tidak ada di kantor dan justru sedang bermain badminton.
Baru-baru ini terkuak keberadaan Ketua KPK Firli Bahuri yang diungkap oleh Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Baca juga: Kepala Basarnas Diduga Terima Suap Rp 88,3 M, KPK Gandeng Puspom Mabes TNI
Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengkritik Ketua KPK Firli Bahuri yang tidak di kantor saat KPK memproses hasil operasi tangkap tangan (OTT) pejabat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas.
KPK menggelar OTT pada Selasa (25/7/2023) dan menciduk pejabat Basarnas dari kalangan militer pada Selasa (25/7/2023).
baca juga: CBA Desak KPK Serius dan Cepat Selidiki Temuan Audit BPK pada Beberapa Proyek PGN
Sebanyak 11 orang kemudian dimintai keterangan selama 1×24 jam, termasuk pejabat Basarnas tersebut, yakni Letkol Adm Afri Budi Cahyanto.
Namun, OTT itu belakangan menjadi persoalan karena KPK dinilai melanggaran prosedur lantaran menangkap dan menetapkan pihak militer sebagai tersangka.
baca juga: Kapala Basarnas RI Tersangka Dugaan Suap, KPK Amankan 11 Orang Dalam Tangkap Tangan
Saat penetapan tersangka itu, Firli sedang dinas di luar kantor.
“Mengapa justru malah pergi, melakukan kegiatan yang bukan tugas pimpinan KPK seperti meresmikan gedung, dan bermain badminton,” kata Novel dikutip sumbawanews.com mdari Kompas.com, Senin (31/7/2023).
baca juga: Dua Profesor Adukan Dugaan Korupsi Rp57 Milyar Rektor UNS ke KPK
Novelpun menuding ketua KPK Firli bermasalah dan punya Ilmu Ninja, “Firli ini selain bermasalah, dia juga punya “Ilmu Ninja”, akan menghilang disaat sulit. Lalu KPK mau tangani kasus2 mudah saja? Tidak mungkin membersihkan lantai dgn sapu kotor, Pimpinan KPK skrg ini, ibarat sapu sudahlah Rusak, Kotor pula..” cuit Novel melalui akun twitter @nazaqistsha, dikutip Sumbawanews.com, Senin (31/7/2023).
Novel juga mengkritik pimpinan KPK yang meminta maaf kepada TNI dan cenderung menyalahkan tim penindakan terkait penanganan kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di lingkungan Basarnas RI.
baca juga: Kesepakatan Jokowi-Xi Jinping Diam-Diam Memiliki Potensi Resiko Laten Ekonomi Indonesia, Apa Saja?
“Ini memalukan. Pimpinan KPK harus bertanggung jawab. Penyelidik dan penyidik KPK bekerja untuk dan atas nama pimpinan KPK. Semua proses pasti diketahui oleh pimpinan dan struktural KPK,” pungkas Novel.
Akun Twitter Yudi Purnomo Harahap @yudiharahap46 juga melihat kesalahan prosedur penetapan tersangka oleh KPK, “seharusnya pimpinan KPK bertanggung jawab atas kesalahan penetapan TSK 2 militer aktif yg bukan kewenangan mereka, kok malah nyalahin anak buah,OTT itu ada surat perintah dari pimpinan KPK,ekspose yg netapin tsk pimpinan,yg umumin tsk juga pimpinan KPK,” cuitnya.(sn01)
baca juga: Gegara Benci Anies Nyapres, Jokowi Intimidasi Para Menteri...