Home Berita Johan Soroti Anjloknya Harga Gabah, Desak Pemerintah Lakukan Intervensi saat Pandemi

Johan Soroti Anjloknya Harga Gabah, Desak Pemerintah Lakukan Intervensi saat Pandemi

Jakarta.- Anggota DPR RI yang duduk di Komisi IV yang membidangi pertanian, Johan Rosihan merasa
prihatin dengan anjloknya harga gabah di tingkat penggilingan dan petani bahkan pada Bulan April
2021 lalu mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Atas situasi ini, menurutnya
diperlukan intervensi kebijakan pemerintah saat pandemic untuk membangun rakyat terutama
petani agar pasokan melimpah di tengah panen raya dapat tetap menguntungkan petani dan
stabilitas harga gabah bisa terjamin. Hal ini diungkapkan Johan mengingat saat ini terjadi surplus
yang besar karena sejumlah sentra produksi telah memasuki masa panen dan kenyataannya harga
gabah kering panen (GKP) masih tertahan di bawah harga pembelian pemerintah, ujarnya.
Politisi PKS ini mengungkapkan bahwa perbandingan rata-rata harga gabah pada Juni 2021
dengan tahun sebelumnya pada Juni 2020 lalu menunjukkan kurva penurunan, yakni di tingkat
petani untuk kualitas gabah kering panen (GKP) turun sebesar 3,7% dan untuk gabah kering giling
(GKG) mengalami turun drastis sebesar 15,08% demikian juga dengan gabah luar kualitas
mengalami penurunan sebesar 5,3% urai Johan.
Legislator dari dapil NTB ini mendorong pemerintah memperbaiki paket kebijakan harga dasar
gabah/beras pembelian pemerintah sebagai suatu kebijakan strategis pada masa pandemi untuk
menstabilkan harga gabah di setiap wilayah sepanjang tahun karena realitas di lapangan selalu
ditemukan bahwa harga gabah di tingkat petani maupun di penggilingan selalu lebih rendah dari
harga pembelian pemerintah. Insiden anjloknya harga gabah selalu terjadi pada saat musim panen,
yang hal ini berakibat merugikan petani pada masa pandemic ini, tegas

han menegaskan agar pemerintah segera melakukan intervensi kebijakan melalui kajian yang
mendalam untuk membela kepentingan petani agar tidak dirugikan, seraya memaparkan bahwa
pada umumnya petani menjual gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP) dan jarang dalam
bentuk GKG maupun beras, maka seharusnya konstruksi kebijakan pembelian pemerintah
diprioritaskan untuk pembelian GKP (gabah kering panen) sebagai instrument penyangga harga
gabah petani agar harganya selalu stabil, ucap Johan.
Wakil rakyat dari Pulau Sumbawa ini juga meminta pemerintah agar konsisten melarang impor
beras tatkala produksi domestik meningkat tajam karena menurutnya sikap tegas pelarangan impor
beras dapat bermanfaat untuk meningkatkan harga gabah petani agar tidak terjadi disparitas harga
yang tajam. Saya melihat akar penyebab dari anjloknya harga gabah petani adalah karena tarif
impor beras yang terlalu rendah, sehingga ketika ada rencana impor dari pemerintah maka akan
langsung mempengaruhi anjloknya harga gabah petani, papar Johan.
Ketua DPP PKS ini berpandangan saat ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk membuka pasar
beras domestik sehingga harga beras yang saat ini cukup tinggi di pasar dunia dapat ditransmisikan
hingga harga gabah petani dapat mengalami peningkatan, selain itu saya berpendapat bahwa
pemerintah mesti mewajibkan Bulog bahwa beras yang disalurkan dalam program Bansos pada
masa pandemic ini haruslah beras dari pengadaan dalam negeri yang berasal dari hasil operasi
pembelian gabah petani secara signifikan, demikan tutup Johan Rosihan.

Previous articleSatgas TNI Yonif RK 751/VJS Bantu Evakuasi Korban Kebakaran
Next articlePETANI SUMBAWA BARAT MERADANG
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.