Home Berita EKONOMI NTB BERGANTUNG PADA SIRKUIT MANDALIKA

EKONOMI NTB BERGANTUNG PADA SIRKUIT MANDALIKA

Oleh: Zainuddin

Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih bergantung pada kebijakan pemerintah pusat. Hal ini tercermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut ekonomi Nusa Tenggara Barat triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 2,42 persen (y-on-y). Tingginya aktivitas Konstruksi di Sirkuit Mandalika terekam dalam laporan Usaha Konstruksi. Menurut data BPS, dari sisi produksi, Lapangan Usaha Konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,82 persen, sejalan dengan percepatan penyelesaian Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah yang akan dijadikan tempat gelaran World Superbike (WSBK) pada 19 – 22 November 2021
Pertumbuhan sebesar 2,42 persen terjadi pada 13 (tiga belas) lapangan usaha sedangkan 4 (empat) lapangan usaha terkontraksi atau minus. Lapangan usaha yang menyumbang pertumbuhan adalah Konstruksi sebesar 14,82 persen dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,70 persen. Sementara itu, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang memiliki
peran dominan hanya memberi sumbangsih pertumbuhan sebesar 0,58 persen. Lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 6,44 persen.

Walau demikian, dengan adanya Gelaran WSBK diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

Bila diukur berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi NTB pada Triwulan III-2021 Terhadap Triwulan II-2021 (q-to-q)
Ekonomi Nusa Tenggara Barat triwulan III-2021 dibanding triwulan II-2021 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 0,50 persen. Pertumbuhan terjadi hanya pada 7 (tujuh) lapangan usaha sedangkan
10 (sepuluh) lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Industri Pengolahan sebesar 46,53 persen dan Konstruksi masih menyumbang pertumbuhan sebesar 16,36 persen. Selanjutnya, Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh 2,24 persen. Pertambangan dan Penggalian Lainnya tumbuh 2,12 persen dan Jasa Pendidikan tumbuh 2,04 persen.
Sementara itu, beberapa lapangan usaha lainnya yang terkontraksi cukup dalam yaitu Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 11,45 persen. Transportasi dan
Pergudangan sebesar 11,13 persen.

Struktur PDRB Nusa Tenggara Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan III-2021 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian NTB masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 23,39 persen; diikuti oleh Pertambangan dan
Penggalian sebesar 16,70 persen. Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,92 persen. Konstruksi sebesar 10,33 persen. Peranan keempat lapangan usaha
tersebut dalam perekonomian NTB mencapai 64,34 persen.

Dengan adanya event WSBK sudah tentu akan membawa dampak pertumbuhan ekonomi NTB pada bulan November 2021. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan besar dari pertumbuhan adalah share terhadap pertumbuhan tersebut. Apakah pertumbuhan itu dinikmati lebih banyak oleh masyarakat NTB ?

Previous articleKemenkeu Komit Sinergi dengan KPK dan Pembenahan Internal
Next articleLaga Persahabatan LFC dan PS Hamzanwadi Bakal Obati Kerinduan Khalayak Sepakbola NTB
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.