Home Berita Dituding Menipu, Ida Dayak: Langsung Ketemu, Tidak Ada Pendaftaran, Tidak Pakai Uang

Dituding Menipu, Ida Dayak: Langsung Ketemu, Tidak Ada Pendaftaran, Tidak Pakai Uang

Jakarta, Sumbawanews.com.- Sosok Ida Dayak semakin viral. Kabar mengenai “keampuhan” pengobatannya semakin meluas. Sosoknya menuai simpati lantaran perempuan berusia 51 tahun itu tidak memungut biaya untuk jasa pengobatan yang dilakukannya.

Kian hari, kian banyak warga masyarakat yang berminat mengupayakan kesembuhan dengan berobat pada Ida Dayak. Namun rupanya ada saja oknum tidak bertanggung jawab, memungut biaya dengan kedok pendaftaran pengobatan Ida Dayak.

Baca juga: Jeroan Pribadi Ida Dayak Mulai Dikuliti Netizen, Cek Faktanya

Melalui akun TikTok @idadayak7, Ida Dayak memberi klarifikasi mengenai hal tersebut.

“Banyak penipuan, jangan percaya untuk daftar-daftar uang untuk ketemu Ibu Ida, itu enggak ada. Itu hanya penipuan aja. Jangan mau, sebab ketemu Ibu Ida langsung ketemu, tidak pakai uang. Tidak ada pakai pendaftaran-pendaftaran,” tuturnya dalam sebuah video TikTok yang diunggahnya sekitar 4 hari lalu.

Baca juga: Pesulap Merah: Ida Dayak Ahli Pijat Tulang Pada Umumnya

“Ketemu Ibu Ida tuh gratis aja. Pengobatannya juga gratis,” Ida Dayak menekankan. “Jangan mau ditipu lah.”

Anggota tim Ida Dayak juga turut menguatkan klarifikasi perempuan tersebut. Menurutnya, Ida Dayak tidak pernah meminta biaya transfer terkait pengobatannya. Demikian pula dengan obat atau minyak obat yang dijual oleh Ida Dayak tidak lebih dari Rp50 ribu.

Baca juga: Viral Ida Dayak di Depok, Kemenkes: Kita Nggak Ngikutin Viralisme

Dalam unggahan yang sama, Ida Dayak dan tim mengimbau pada warga yang hendak mencoba pengobatan alternatif Ida Dayak namun datang dari jauh atau luar kota untuk mengurungkan niat sementara waktu ini. Pasalnya, Ida Dayak khawatir tidak mampu mengobati karena saat ini telah begitu banyak pasien yang tengah ditanganinya.

“Jangan dulu datang, karena ini banyak yang tidak mampu ditangani, karena–aduh–terlalu banyak jadi tenaga itu ndak sanggup. Jadi jangan dulu datang. Nanti lah, lain kali, kapan-kapan, kalau ini sudah selesai dulu ditangani,” Ida Dayak menjelaskan.

Baca juga: Viral! Minyak Bintang Ida Dayak: Pengobatan Alternatif, Mengapa Diminati?

Menurutnya proses pengobatan yang kini tengah dilakukannya bisa berlangsung hingga satu bulan karena saking banyaknya pasien. Jika proses tersebut telah selesai, Ida mengatakan pasien berikutnya yang hendak berobat boleh datang menemuinya.

Tim Ida Dayak kemudian menyebut, perempuan yang mengobati dengan menggunakan minyak Bintang Dayak itu pun berencana untuk berkunjung ke sejumlah daerah di Indoensia, seperti Lampung, Lombok, Jawa Timur dan wilayah lainnya.

Baca juga: Usai Ritual di Gunung Salak, Ketua KPU Lanjut Eksekusi Wanita Emas di Hotel Borobudur Kamar 1827

“Iya, insyaAllah nanti Ibu yang ke sana,” ucap Ida Dayak. “Selama ibu masih sehat, panjang umur, kita pasti ketemu,” lanjutnya.

Meski telah memberi penjelasan mengenai jumlah pasiennya yang begitu banyak, antusiasme warga yang ingin berobat pada Ida tidak surut. Terbukti pengobatan Ida Dayak di Markas Kostrad Cilodong, Kota Depok, kemarin Senin (3/4) terpaksa dibatalkan karena terlalu banyak peminat. Meski demikian, warga masih berdatangan.

baca juga: Mau Jadi CPNS? Gratis, Ini Dia 8 Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran 2023

Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun mengatakan, pengobatan Ida Dayak dibatalkan dikarenakan jumlah masyarakat yang hadir cukup banyak. Jumlah tersebut membuat Ida Dayak tidak mampu melayani masyarakat satu per satu.

“Mohon maaf saya mengumumkan, Ibu tidak bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pengobatan karena kondisinya ramai,” ujar Bobby melalui pengeras suara, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Ade Armando Duga Penolakan Megawati Terhadap Israel karena Klenik Wangsit dari Bung Karno

Pengobatan Ida Dayak Perlu Waktu
Apabila dilakukan pengobatan satu per satu dengan jumlah masyarakat yang datang cukup banyak, akan membutuhkan waktu cukup lama. Menurutnya, pengobatan yang dilakukan Ida Dayak terhadap masyarakat yang datang membutuhkan waktu lebih dari lima hari.

“Tidak mungkin selesai dalam waktu empat sampai lima hari,” tegas Bobby.

Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Paling Disesali Setelah Lulus, Apa Saja, Bagaimana Kamu?

Bobby meminta maaf dan masyarakat dapat memaklumi pembatalan pengobatan Ida Dayak. Bobby meminta masyarakat pulang.

“Besok (hari ini) tidak ada pengobatan, saya evaluasi, saya pending dulu,” ucap Bobby.

Baca juga: Sosiolog Ungkap Alasan di Balik Pengobatan Ida Dayak Viral dan Laris Manis

Metode Pengobatan Alternatif
Wanita yang memiliki nama asli Ida Andriyani itu selalu mengenakan pakaian adat dan aksesoris khas suku Dayak saat mengobati pasiennya. Karena itulah, wanita kelahiran Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, 3 Juli 1972 itu disapa dengan Ida Dayak.

Sebelum viral seperti saat ini, Ida Dayak menggelar pengobatannya dengan berkeliling dari pasar ke pasar. Bahkan dirinya mengaku pernah menggelar pengobatan hingga ke Papua, Sulawesi, dan Sumatera.

Metode penyembuhan Ibu Ida Dayak terbilang simpel dan cepat. Dia hanya melakukan ritual menari dan diurut dengan dioleskan minyak berwarna merah yang diberi nama Minyak Bintang. Minyak itu sudah lama dikenal masyarakat suku Dayak Kalimantan sebagai salah satu obat tradisional yang digunakan turun-temurun.

Saat melakukan penyembuhan, Ida Dayak mengaku selalu melibatkan Tuhan. Kalimat tauhid Lailahaillallah dan kalimat basmalah kerap dilantunkannya saat memulai melakukan pengobatan. Dengan mengucapkan kalimat itu, dia menunjukkan kesembuhan hanya berasal dari Allah SWT.

“Sesuai agama saya, saya Islam, saya muslim, saya mulai pengobatan ini dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim,” ujar Ida Dayak dalam sebuah tayangan video. (sn03)

Previous articleBerbagi Berkah Ramadhan, Satgas Yonif 143/TWEJ Beri Bantuan Warga di Garis Batas RI-PNG
Next articlePesulap Merah: Ida Dayak Ahli Pijat Tulang Pada Umumnya
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.