Home Berita 9 Kerugian Indonesia Batal Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

9 Kerugian Indonesia Batal Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Jakarta, Sumbawanews.com.- Penolakan dari berbagai pihak atas keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia yang berujung batal menjadi tuan rumah Pmemunculkan sejumlah kerugian.

FIFA sudah memutuskan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya berlangsung di enam kota pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.

Baca juga: FIFA Batalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Ganjarist Yakin Jokowi Tetap Mendukung

Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan Argentina berpeluang besar menjadi pengganti Indonesia. Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) sudah mengajukan bidding resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Yoyok Sukawi pada Juli 2020 mengatakan saat masih menjadi Komite Eksekutif PSSI, bahwa pemerinyah mengucurkan dana sebesar Rp400 miliar untuk persiapan pelaksanaan Piala Dunia.

Baca juga: Tolak Timnas Israel, Ini Tanggapan Ganjar dan Koster Usai Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia

Kemudian pada Juni 2022 Zainudin Amali saat masih menjabat sebagai Menpora meminta tambahan dana Rp3 triliun dari Pemerintah untuk pengembangan olah raga, di mana sebesar Rp500 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20.

Selain itu Kementerian PUPR turut menyuntik dana sebesar Rp314 miliar untuk renovasi stadion ditambah Rp175 miliar pada bulan lalu.

Jika suntikan dana tersebut direalisasikan untuk belanja modal penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023, maka kerugian modal mencapai Rp1,4 triliun.

Baca juga: Piala Dunia Batal di Indonesia, Gibran Pasang Badan Bela Erick Thohir

Potensi Rugi dari Tidak Lagi Bisa Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia

Ada ancaman sanksi yang mengerikan yakni memupuskan mimpi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia. Padahal keuntungan yang didapatkan sebagai penyelenggara sangat besar.

Memang tidak bisa diukur langsung karena pendapatan dari hak siar dan penjualan tiket akan masuk ke kantong FIFA.

Baca juga: Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Jokowi: Kecewa! Hormati Keputusan FIFA

Berikut lima kerugian Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023:

1. Timnas Indonesia U-20 gagal bermain
Dua generasi Timnas U-20 dipastikan gagal bermain di Piala Dunia U-20. Pertama generasi Bagus Kahfi dan kawan-kawan yang disiapkan untuk tampil di Piala Dunia U-20 2021 yang batal karena pandemi.

Setelah itu generasi Muhammad Ferarri dan kawan-kawan yang disiapkan untuk tampil di edisi 2023. Kedua tim itu sama-sama ditangani pelatih asal Korea Selatan Shin Tae Yong.

Piala Dunia U-20 2023 seharusnya menjadi kali kedua Indonesia tampil di salah satu turnamen bergengsi FIFA itu. Kali pertama Indonesia bermain di Piala Dunia U-20 terjadi pada 1979 di Jepang.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Alasan FIFA Membatalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Kekecewaan diungkapkan para pemain dan ofisial pelatih Timnas Indonesia U-20 usai FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah. Mereka tidak mampu menahan tangis di hotel tim usai mendengar keputusan FIFA.

2. Terancam sanksi FIFA
Tidak hanya kehilangan posisi sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Indonesia juga terancam sanksi FIFA. Dalam pernyataan resminya, FIFA mengatakan sanksi untuk Indonesia akan dibahas lebih lanjut.

“Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya,” bunyi pernyataan resmi FIFA.

Sanksi FIFA merupakan mimpi buruk bagi Indonesia, yang pernah merasakan bencana itu pada 2015.

3. Persiapan sia-sia
Bukan hanya para pemain dan ofisial tim yang kerja keras mempersiapkan diri dalam empat tahun terakhir untuk bisa tampil di Piala Dunia U-20 2023, berbagai pihak di enam kota penyelenggara juga sudah bekerja keras.

Pemerintah daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Solo, Surabaya, dan Palembang sudah mengeluarkan uang dan tenaga untuk bisa menjadi tuan rumah sesuai standar FIFA.

Pada Juli 2020, pemerintah mengeluarkan dana Rp400 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023. Kementerian PUPR juga mengeluarkan Rp489 miliar untuk merenovasi stadion.

Kemenpora, pada Juni 2022, kemudian mengalokasikan dana Rp500 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023. Dengan demikian total kerugian penyelenggaran Piala Dunia U-20 2023 bisa mencapai Rp1,4 triliun.

4. Dikucilkan
Kerugian ini yang sangat berpengaruh untuk wajah Indonesia di pentas olahraga internasional. Kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa menghambat ambisi Indonesia menggelar ajang olahraga kelas dunia lainnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan pemerintah berambisi menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 di Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain itu Indonesia juga berencana menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 bersama sejumlah negara ASEAN lainnya.

Seluruh rencana itu hampir pasti gagal terwujud karena Indonesia tidak bisa menjamin kehadiran Israel sebagai peserta. Indonesia pun bisa dikucilkan dari pentas olahraga internasional dan mentok hanya bisa menjadi tuan rumah hanya di level Asia.

5. Pariwisata, UMKM
Sektor pariwisata di enam kota penyelenggara Piala Dunia U-20 2023 juga dipastikan rugi atas pembatalan menjadi tuan rumah. Belum lagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang sudah mempersiapkan diri menyambut turnamen ini.

“Ini bukan masalah sepak bola saja tetapi juga perputaran roda ekonomi di Kota Solo. Jika ada Piala Dunia dan kami mendapat kesempatan menjadi tuan rumah untuk babak final, maka akan luar biasa,” kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebelum Piala Dunia U-20 dibatalkan.

6. Terancam Liga Ikut Dihentikan

Paling rugi jika liga sepak bola profesional Indonesia ikut dibekukan FIFA. Ini akan berdampak pada nilai ekonomi yang besar.

Di Liga dengan kasta tertinggi nilai ekonominya mencapai Rp3 triliun. Belum lagi sepak bola adalah favorit masyarakat Indonesia.

Menurut data riset multinasional Ipsos, Indonesia memiliki penggemar sepak bola terbesar di dunia. Dari seluruh responden Indonesia, proporsi yang menyukai sepak bola sebesar 69% dan jadi tertinggi di seluruh dunia.

7. Indonesia dianggap bertindak diskriminatif dengan mencampuradukkan olahraga dengan politik sehingga bakal terkucilkan dari ekosistem sepakbola dunia.

8. Ranking Indonesia bisa turun jauh dari posisi sekarang

Saat ini Timnas Indonesia berada pada posisi 150 dan sudah tentu gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah akan mempengaruhi ranking saat ini.

9. Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga. (sn01)

Previous articleTolak Timnas Israel, Ini Tanggapan Ganjar dan Koster Usai Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia
Next articleSoal Ganjar-Koster Tolak Timnas Israel, Jokowi: Ini Negara Demokrasi
Kami adalah Jurnalis Jaringan Sumbawanews, individu idealis yang ingin membangun jurnalistik sehat berdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang PERS, dan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi. Dalam menjalankan Tugas Jurnalistik, kami sangat menjunjung tinggi kaidah dan Kode Etik Jurnalistik, dengan Ethos Kerja, Koordinasi, Investigasi, dan Verifikasi sebelum mempublikasikan suatu artikel, opini, dan berita, sehingga menjadi suatu informasi yang akurat, baik dalam penulisan kata, maupun penggunaan tatabahasa.