Ankara, sumbawanews.com – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan dalam menyampaikan pidato pada pertemuan Kelompok Parlemen untuk Mendukung Palestina, Jum’at (18/04) mengatakan, semua penindasan dan kebiadaban Israel terhadap Palestina telah berlangsung selama tepat 18 bulan di depan mata seluruh umat manusia, termasuk apa yang disebut dunia beradab.
Baca Juga: Presiden Indonesia Pidato di Majelis Agung Nasional Turki
“Mereka yang telah berkhotbah tentang kebebasan, hak asasi, hukum, dan kebebasan pers selama bertahun-tahun telah terus berpura-pura menjadi burung unta selama 18 bulan dalam menghadapi kebijakan pembantaian Israel,” kata dia.
Menurut Erdoğan, Tatanan global yang gagal membela kaum tertindas ditakdirkan untuk menjadi instrumen belaka bagi para tiran. Dunia saat ini telah menjadi tawanan tatanan yang tetap diam di hadapan para penindas dan memuji penindasan.
Ditambahkan, Hukum internasional telah menjadi alat untuk memperkuat kekuasaan kaum yang berkuasa alih-alih menegakkan keadilan. Aturan hukum telah digantikan oleh tatanan hukum yang dirancang khusus untuk orang dan negara tertentu. Banyak lembaga dan organisasi, dari Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga Uni Eropa, telah gagal dalam ujian di Gaza, bertindak melanggar prinsip-prinsip yang mereka promosikan.
Diuraikan, Agresi dan pengabaian hukum Israel tidak terbatas pada Palestina. Serangan terhadap Suriah dan Lebanon menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu tidak menginginkan perdamaian di Timur Tengah.
“Israel tidak dapat menjaga keamanannya sendiri dengan mengganggu stabilitas negara-negara tetangganya,” kata Erdoğan.
Dikatakan, Pada tahap ini, prioritas Turki adalah segera menetapkan gencatan senjata yang langgeng, mengirimkan bantuan kemanusiaan tanpa henti ke Gaza. Dan memastikan bahwa pasukan pendudukan sepenuhnya menarik diri dari Gaza.
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menekankan kembali bahwa kami akan tanpa lelah mempertahankan upaya kami hingga negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan bersatu secara teritorial, dengan al-Quds sebagai ibu kotanya, didirikan berdasarkan perbatasan tahun 1976. Tidak peduli bagaimana cara mengemasnya, setiap proposal yang berupaya mengusir warga Palestina dari tanah yang telah mereka tinggali selama ribuan tahun tidak ada nilainya bagi kami. Jangan lupa bahwa Gaza adalah milik rakyat Gaza, dan Palestina adalah milik rakyat Palestina,” tegas dia. (Using)