Jakarta, Sumbawanews.com.- Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV mengatakan tidak masalah dengan rencana pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS). Hal itu disampaikan di kediamannya di Jakarta Rabu (21/08/2024)
Sebelumnya Sultan yang kini berusia 93 tahun itu dikenal sebagai Tokoh yang menolak pembentukan PPS yang selama 25 tahun diperjuangkan. Dalam berbagai kesempatan, Daeng Ewan demikian akrab dipanggil, beralasan lebih memikirkan apa keuntungannya bagi tau ke tana samawa (orang dan tanah Sumbawa).
Menurutnya watak kedua daerah bertolak belakang satu sama lain (Bima dan Sumbawa) jika berada dalam satu provinsi. Namun ditambahkan bahwa keduanya juga sebenarnya tidak pernah terlibat konflik dan tidak pernah berperang sejak dulu. Karena sejak jaman kerajaan ada model diplomasi kawin mawin. Daeng Ewan sendiri ibunya berasal dari Bima.
Seperti diketahui beberapa hari belakangan ini komponen Kaukus Diaspora Sumbawa cukup intens berkomunikasi lewat telepon dan bertemu langsung dengan Sultan Sumbawa. Beberapa tema yang dibahas di antaranya PPS, perusahaan tambang/PT AMNT, LATS dan lain-lain. di sela-sela acara menerima para calon bakal kepala daerah di Sumbawa.
“Kami memberikan informasi dan prespektif lain. Intinya pemikiran yang produktif dan konstruktif,” Ujar Mada Gandhi juru bicara kelompok diskusi tersebut pada kesempatan yang sama.
Menurut Mada, banyak hal yang belum lengkap Sultan terima selama ini. Misalnya anggapan Sultan tidak suka dengan Bima dan tidak bersedia berada dalam satu provinsi (PPS). Itu juga pasti keliru. Karena Sultan sendiri Ibunya berasal dari Bima dan sebagian keluarganya juga ada di sana.
Begitu pula soal keberadaan PT AMNT perusahaan emas dan tembaga terbesar di Indonesia, agar lebih optimal memberikan efek positif terhadap ekonomi daerah. Karena itu kepala daerah ke depan harus berani memperjuangkan hak-haknya. Yang paling penting hargai harkat dan martabat tau ke tana Samawa.
“Kepala daerah ke depan saya minta lebih berani. Bukan dalam arti melawan tetapi berani bersuara jika itu untuk kepentingan bersama,” ujar Sultan.
Apa yang menjadi kekeliruan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) jangan terjadi di Kabupaten Sumbawa (KS) terutama setelah dimulainya eksplorasi Blok Elang Dan Dodo Rinti milik PT AMNT.
Ditambahkan bahwa secara administratif memang KS dan KSB terpisah. Tetapi keduanya adalah tau ke Tana Smawa. Daeng Ewan meminta jangan selalu mempertajam perbedaan bahwa KS dan KSB sebagai dua daerah berbeda. Hal itu tidak benar katanya.
Ditambahkan bahwa beberapa bakal calon bupati kabupaten Sumbawa dan Sumbawa barat yang berkunjung ke kediamannya, diminta serius menyiapkan diri menyambut kedatangan AMNT. Trutama dalam hal pola kerjasama saling menguntungkan. Bukan saling menekan dan merugikan satu sama lain.
Intinya kata Daeng, jangan musuhi investasi, tetapi juga investor harus memahami karakter orang Sumbawa. Untuk itu, corporate culturenya harus mampu mengadopsi kultur lokal dan mengimplementasikannya. (Sn02)