Jakarta, Sumbawanews.com.- Kelompok diskusi Kaukus diaspora Sumbawa meminta pemerintah untuk menahan beras impor masuk kabupaten Sumbawa Barat (KSB) karena daerah ini telah memasuki musim panen raya tahun 2024 puncaknya bulan Agustus. Hal ini untuk menjaga Nilai Tukar Petani (PTP) tetap baik.
Dalam rilis yang dikeluarkan Kaukus Diaspora nilai tukar petani sepanjang 2023 hingga Juli 2024 secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Barat relative baik dan menunjukkan grafik pertumbuhan, yang berada pada angka (di atas 100).
“Pertanian, merupakan mata pencarian utama kabupaten berpenduduk 145 ribu jiwa, namun Produk Domestik Regional Bruto (PDR) masih didominasi pertambangan di atas 85%. Bendungan besar Bintang Bano di KSB diharapkan akan menambah musim tanam lebih dari 2 kali setahun secara lebih luas,” ungkap juru bicara kaukus Diaspora Mada Gandhi kepada Sumbawanews.com, Senin (12/8).
Dijelaskan, bendungan dengan investasi Rp 877 milyar akan mengairi lahan seluas 6.695 Ha, dan mengurangi debit banjir 647 M³/detik. Seperti diketahui luas daerah produksi padi mencapai 13.811,56 ha namun luasnya turun dibanding tahun 2022 sebesar 16.064,9 ha dengan produksi 105.384 ton dan tahun 2023 turun menjadi 90. 693,62 ton.
“Sejak diresmikan tahun lalu, diharapkan pemerintah daerah dapat menyusun rencana kerja daerah dengan memperioritaskan pengembangan pertanian, peternakan dan perikanan guna mengurangi ketergantungan pada tambang yang diperkjirakan segera akan habis,” jelasnya.
Diungkapkan, untuk maksud tersebut menurut kelompok diskusi dari berbagai latar belakang profesi dan disiplin ilmu ini bahwa petani harus terus diberikan dukungan untuk terus beproduksi, dan mempertahankan nilai tukar NTP. Seperti diketahui umumnya problem yang dialami daerah di NTB adalah masalah kekurangan debit air bendungan, karena musim kering yang panjang dan masalah lingkungan hutan yang terus tergerus untuk macam kepentingan.
“Di samping masalah yang selalu muncul adalah kesulitan bibit dan pupuk dengan harga rendah dan petani yang terjerat pinjaman bank karena mengisi kekosongan tidak bertani di musim kering. Belum maksimalnya produktivitas pertanian disebabkan masalah air dan iklim seperti El Nino kekeringan di mana mana,” pungkasnya. (Sn02)