Pyongyang, sumbawanews.com – Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara/Korut), Senin (04/03) menyatakan, Amerika Serikat dan Republik Korea sekali lagi meluncurkan latihan militer gabungan skala besar yang provokatif yang memperkuat ketidakpastian situasi di zona gencatan senjata. Latihan itu termasuk rencana untuk latihan manuver luar ruangan yang berlipat ganda dibandingkan tahun lalu, dan memobilisasi angkatan bersenjata dari 11 negara bawahan di bawah apa yang disebut “Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa” yang tidak memiliki pembenaran atas keberadaan mereka.
Baca Juga: Korut Uji Rudal Baru “Flaming Arrow-3-31”
“Sangat kontras dengan realitas Republik Rakyat Demokratik Korea, di mana pasukan militer besar telah dikerahkan untuk membangun ekonomi untuk memajukan kesejahteraan rakyat, latihan perang yang panik oleh boneka Korea Selatan dan pasukan bawahan mereka di bawah kepemimpinan AS berulang kali menegaskan sumber ketidakstabilan dalam situasi regional dan lebih lanjut menunjukkan siapa yang bertanggung jawab untuk mengancam umat manusia dengan senjata nuklir,” katanya.
Menurutnya, Latihan perang skala besar yang dilakukan oleh tenaga nuklir terbesar di dunia dan lebih dari 10 negara bawahan terhadap satu negara di wilayah semenanjung Korea. “Dimana kondisi penyalaan telah matang bahkan untuk satu percikan api, tidak pernah bisa dikatakan defensif,” jelas dia.
Ia memegang, Kementerian Pertahanan Nasional Republik Rakyat Demokratik Korea mengutuk keras latihan militer sembrono Amerika Serikat dan Republik Korea. “Semakin meningkatkan ancaman militer dan upaya invasi terhadap negara-negara berdaulat, dan dengan tegas memperingatkan mereka untuk menghentikan tindakan provokatif dan destabilisasi lebih lanjut,” ucapnya
Angkatan Bersenjata Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) akan terus memantau tindakan petualang musuh dan melakukan kegiatan militer yang bertanggung jawab. Untuk secara tegas mengendalikan lingkungan keamanan yang tidak stabil di semenanjung Korea.
“Amerika Serikat dan Republik Korea akan membayar harga dengan merasakan ketidakamanan keamanan dari pilihan mereka yang salah pada tingkat yang serius,” tegasnya. (Using)