Canberra, sumbawanews.com – Stella Assange – istri Julian Assange, di National Press Club Australia, Canberra, Senin (22/05) mengungkapkan, Julian Assange telah menghabiskan 1.502 hari di sel penjara berukuran 3×2 meter. Jika diekstradisi, maka akan berada di lubang terdalam dan tergelap dari sistem penjara AS, terisolasi selamanya.
“Dia telah menghabiskan 1502 hari di sel penjara, tanpa akhir yang terlihat, dan tidak ada cara untuk mengetahui berapa hari untuk menghitung mundur sampai dibebaskan. Julian akan berada di sel itu tanpa batas waktu kecuali dia dibebaskan,” kata dia.

Dikatakan, Jika Julian diekstradisi, maka akan “dikubur” di lubang terdalam dan tergelap dari sistem penjara AS, terisolasi selamanya. Itulah yang dilakukan terhadap para terdakwa dalam apa yang disebut kasus keamanan nasional, bahkan sebelum persidangan.
Baca Juga : Julian Assange dan MEAA Australia?
“Hukuman 175 tahun adalah hukuman mati seumur hidup. Prospek yang begitu putus asa sehingga pengadilan Inggris menemukan bahwa itu akan mendorongnya untuk mengambil nyawanya sendiri, daripada hidup selamanya di neraka,” ucapnya.
Ia mengajak, untuk melakukan semua upaya yang dapat dilakukan untuk memastikan Julian tidak pernah menginjakkan kaki di penjara AS. Ekstradisi dalam hal ini adalah masalah hidup dan mati.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Australian Parliamentary Friends of Julian Assange, yang telah menciptakan lingkungan politik di mana dukungan untuk Julian melampaui afiliasi partai-politik. “Pertunjukan persatuan itu memungkinkan kepemimpinan untuk mengambil posisi. Saya ingin berterima kasih kepada Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, serta pemimpin oposisi Peter Dutton karena mencatat posisi itu, bahwa Julian harus dibebaskan agar dia bisa pulang. Rumah bagi keluarganya, rumah bagi Australia,” jelasnya.
Baca Juga : Parlemen Australia Minta Ekstradisi Assange Dibatalkan
Selai itu, terima kasih juga disampaikan kepada pers Australia. karena membuat kasus Julian tetap hidup di benak publik Australia.

“Namun di atas semua itu saya ingin berterima kasih atas dedikasi yang luar biasa dari rakyat Australia, yang telah membawa perubahan besar dalam kesadaran dan solidaritas untuk penderitaan Julian. Kesatuan dalam mendukung suami saya ini merupakan sumber dorongan yang sangat besar bagi keluarga kami. Itu memupuk kemampuan Julian untuk melanjutkan,” bebernya.
Ia menambahkan, untuk mendapatkan kembali kebebasannya, Julian membutuhkan dukungan dari negara asalnya. “Ini adalah kasus politik, dan membutuhkan solusi politik,” ucapnya. (Using)