Karthum, sumbawanews.com – Kantor juru bicara resmi angkatan bersenjata Sudan, Selasa (25/04) mengatakan, terlepas dari validitas gencatan senjata selama 72 jam yang disetujui oleh angkatan bersenjata, militer Sudan memantau banyak pelanggaran yang dilakukan oleh milisi pemberontak sejak dini hari tadi. Seperti Melanjutkan pergerakan militer pemberontak di dalam dan di luar ibukota, berusaha menduduki posisi dan membatasi pergerakan warga.
Baca Juga : RSF Tuding Militer Sudan Langgar Gencatan Senjata
Kemudian Pergerakan gencar di berbagai kalangan menuju kilang Al-Jili guna memanfaatkan gencatan senjata menguasai kilang. Hingga menciptakan krisis pasokan BBM di seluruh sudan.
Pergerakan konvoi militer menuju ibu kota, menuju dari Sudan barat ke Dabanda – Al Nahud, terus ke Khartoum, bersama dengan konvoi lain dari Babanusa dan Al Mujlad, untuk melakukan operasi militer besar-besaran terhadap Khartoum.
“Aktivitas kelompok penembak jitu yang dikerahkan musuh di atas atap di area terpisah di ibu kota dan negara bagian tidak berhenti,” ucapnya.
Baca Juga : RSF Sudan Setujui Gencatan Senjata 72 Jam
Penjarahan dan penjarahan yang terus berlanjut atas properti warga dan pemaparan terhadap orang yang lewat selama pergerakan mereka. Berbagai serangan di markas besar misi diplomatik, dan penembakan di Kedutaan Besar India di Jalan Amarat 1. Selain beberapa laporan dari kedutaan Korea, Swiss, Rusia, Ethiopia, Yaman, Suriah, Maroko, Spanyol.
“Kami juga menerima laporan dari Kedutaan Besar Kesultanan Oman bahwa para pemberontak menduduki seluruh kedutaan dan mencuri sebuah kendaraan milik misi,” jelasnya.
Terlepas dari komitmen kami terhadap gencatan senjata, militer Sudan akan mempertahankan hak penuh untuk menangani pelanggaran serius ini dan upaya milisi pemberontak untuk mengeksploitasinya. untuk menyelamatkan posisi operasional mereka yang memburuk.
“Kami meyakinkan warga kami bahwa angkatan bersenjata mereka akan tetap waspada dan tertarik pada keamanan dan keselamatan negara,” katanya. (Using)