Moscow, sumbawanews.com – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, Maria Zakharova Kamis (10/11) mengatakan,Rusia akan diwakili oleh delegasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, pada KTT G20 ke-17 akan diselenggarakan pada 15-16 November di Bali. Lavrov akan mengikuti sesi pleno dan mengadakan sejumlah pertemuan bilateral di sela-sela acara.
“Kami menganggap bahwa dalam kondisi saat ini, penekanan harus ditempatkan pada penggunaan alat-alat diplomatik untuk menghidupkan kembali budaya dialog yang saling menghormati di G20 dan menciptakan prasyarat untuk kembali bekerja produktif di masa depan. Kami bermaksud untuk berkontribusi dalam segala cara yang mungkin untuk pengembangan acara semacam itu, dengan mengandalkan dukungan dari mitra yang berpikiran sama di BRICS dan negara-negara lain dengan pasar berkembang,” katanya.
Disebutkan, sayangnya tren destruktif yang diamati saat ini, yang secara signifikan mengurangi potensi produktif G20, terjadi dengan latar belakang situasi ekonomi global yang sangat sulit. “Faktanya, kita berbicara tentang pembentukan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bidang ini, yang memengaruhi stabilitas pasar komoditas, rantai pasokan, dan sistem keuangan. Kebanyakan dari mereka adalah hasil dari kesalahan perhitungan ekonomi kotor, persaingan tidak sehat dan konfrontasi terbuka antara AS dan Uni Eropa di arena internasional,” ucap dia.
Pada gilirannya, Rusia bertekad untuk memperkuat status G20 sebagai forum ekonomi multilateral terkemuka, untuk mencegah segala upaya untuk mempolitisasi kegiatan asosiasi ini secara artifisial demi kepentingan pribadi yang sempit. “Kami menyambut semangat konstruktif kepemimpinan Indonesia saat ini untuk mempromosikan agenda pemersatu di bawah slogan pemulihan pasca krisis ekonomi dunia dengan prinsip “bersama dan lebih baik,” tegas Maria Zakharova.
Rusia berharap, vektor positif yang dideklarasikan oleh Jakarta akan dirasakan oleh semua delegasi dalam semangat solidaritas dan kerjasama. Serta akan memungkinkan G20 untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembentukan dunia multipolar dan demokratisasi hubungan ekonomi internasional. Perhatian khusus harus diberikan pada pembentukan hasil-hasil yang meyakinkan dari KTT Bali mengenai tanggapan terhadap ancaman di bidang ketahanan pangan dan energi.
Rusia akan mengkonfirmasi kesiapannya untuk tetap menjadi pemasok produk makanan dan sumber daya energi yang andal ke pasar luar negeri atas dasar komersial dan kemanusiaan, menolak, bagaimanapun, setiap upaya harga dan tekanan eksternal lainnya. Direncanakan untuk mengumumkan sejumlah inisiatif khusus dalam hal ini, termasuk membangun kerjasama gas dengan Turki , mengatur pasokan pengiriman biji-bijian dan pupuk dalam jumlah besar.
“Kami menekankan pentingnya demonopolisasi arsitektur ekonomi global dan pembangunan rute logistik, klaster teknologi dan sistem pembayaran yang independen dari turbulensi politik,” ucapnya. (Using)