Sumbawa Besar, sumbawanews.com – Smelter, termasuk yang saat ini sedang di bangun di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) merupakan proyek nasional. Sehingga seluruh daerah memiliki kepentingan didalamnya, termasuk dalam serapan tenaga kerja.
“Smelter ini tidak boleh dipandang dimiliki oleh kecamatan atau desa tertentu. Smelter ini adalah projek nasional, yang arahnya industry pengolahan logam. Daerah terdekat, KSB dan Kabupaten Sumbawa,” kata Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, melalui Kepala Bidang Perindustrian, Andi Kusmayadi, di ruang kerjanya, Selasa (25/10)
Ia mengungkapkan, hasil pertemuan di Mataram bebrapa waktu lalu, tentang progress kegiatan pertambangan di NTB, pembangunan Smelter di KSB terelaisasi 47 persen. Sedangkan untuk kegiatan di Dodo-Rinti, masih berada pada tahap pendetilan kegiatan eksplorasi.
“Baik itu progress dodo-rinti maupun progress di smelter, diinformasikan oleh provinsi NTB bahwa smelter itu baru terealisasi 47 persen. Di dodo-rinti, masih pada eksplorasi. Masuk didalamnya pendetilan, untuk menemokan model bagaimana penambangan itu akan dilakukan. Didalamnya ada peluang untuk membangun fasilitas pengolahan di Kecamatan Lunyuk. Itu informasi dari inspektur tambang, kementerian ESDM,” ucapnya.
Ia menjelaskan, bahan baku untuk diproses Smelter di KSB dapat dipasok dari seluruh Indonesia, termasuk KSB dan Kabupaten Sumbawa. “Jadi sumbernya bukan hanya batu hijau. Sumbernya nasional, siapa saja yang punya sumber daya untuk mensuplay terhadap PT Amin. Sumbawa masuk, daerah lain juga masuk disitu sebagai bahan baku smelter itu. Bahan baku yang paling visible adalah dari dodo-rinti,” jelas dia.
Sehingga, serapan tenaga kerja pembangunan Smelter di KSB, seluruh daerah di Indonesia memiliki kepentingan untuk melakukan suplay. “Karena ini merupakan projek nasioan, maka berbicara serapan tenaga kerja, karena dimana-mana industry ada serapan tenaga kerja. Disitulah kepentingan Kabupaten Sumbawa. Disitu juga Dompu bisa berkempentingan dalam serapan di PT Amin. Karena di dompu ada Vale, yang bisa juga berkontrak dengan AMMAN,” tuturnya.
Dilansir dari situs Onemap kementerian ESDM, menyebutkan, Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM (Pusdatin ESDM) bersama dengan Direktorat Pembinaan Program Minerba dan Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral – Ditjen Minerba, telah melakukan koordinasi secara bertahap untuk melakukan pemutakhiran smelter pada ESDM One Map. Pembangunan Smelter di KSB ditandai masih on progres.
Dijelaskan, Smelter itu sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian. Pembangunan smelter berdasarkan hasil capaian kinerja tahun 2020 sebanyak 19 smelter dan rencana capaian kerja sampai tahun 2024 sebanyak 53 smelter.
Pemutakhiran peta smelter pada ESDM One Map berjumlah 53 titik smelter yang mencakup informasi smelter on progress dan smelter selesai. Terdiri dari 11 Bauksit, 4 besi, 2 mangan, 30 nikel, 1 seng, 4 tembaga, dan 1 timbal. Tujuan pemutakhiran peta smelter adalah untuk pemetaan hilirisasi mineral dan kesiapan pembangunan infrastruktur sektor ESDM. (Using)