Batam, Sumbawanews.com.- Belum selesai persoalan korban susu kental manis di Kendari yang akhirnya merenggut nyawa Arisandi, balita berumur 10 bulan asal Konawe, cerita yang sama juga ditemukan di Batam, Kep. Riau. Vania, balita 1 tahun warga kel. Sagulung, Kec. Sagulung Kota, Batam hingga hari ini masih dalam pengawasan Dinkes setempat sejak ditemukan menderita gizi buruk pada Januari lalu.
Vania, bungsu dari 3 bersaudara telah mengkonsumsi susu kental manis sejak berumur 2 bulan. Menurut pengakuan Lipa, sang Ibu, Vania diberi susu kental manis karena ASI Lipa sudah mulai berkurang. “Kan itu susu, susu itu untuk minum ana. Jadi saya tidak menyangka minum susu kental manis anak saya akan sakit,” ujar Lipa saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.
Menurut pengakuan Lipa, pada awal konsumsi susu kental manis, Vania terlihat sehat dan gemuk. Namun lama kelamaan, kulit Vania mulai melepuh dan tidak bisa bergerak. Sejak itulah lama kelamaan berat badan Vania mulai berkurang hingga akhirnya didiagnosis gizi buruk. Nefriyanti, Dokter Gizi Puskesmas Sei Lekop, Sagulung Kota yang mendampingi Vania sejak awal mengatakan berat Vania hanya 4,1 kg. “Waktu itu Vania berusia 9 bulan, tapi beratnya hanya 4,1 kg. Idealnya, di usia 9 bulan bayi memiliki berat sekitar 9 kg,” jelas Nefri.
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusumarjadi mengatakan, apa yang menimpa Vania bocah yang belum genap satu tahun itu sejatinya merupakan kasus baru yang memang menjadi perhatian serius untuk dicari solusinya segera. Kasus Vania berakar dari ketidaktahuan ibu bahwa susu kental manis tidak boleh diberikan kepada anak, apalagi bayi dibawah usia 1 tahun.
Untuk mencegah agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi, Kadinkes telah meminta kader posyandu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga memberikan edukasi kepada ibu terkait susu kental manis. “Produk ini rentan, dipikir susu padahal bukan. Ini masyarakat yang harus tahu, penjual juga harusnya kasih edukasi untuk masyarakat,” tegas Didi.
Senada dengan Didi, DPRD Batam selanjutnya juga akan menindaklanjuti penggunaan susu kental manis ini oleh masyarakat. “Kita akan telusuri susu kental manis ini, apalagi dengan adanya balita yang jadi korban,” ujar Ketua Komisi III DPRD Batam, Nyanyang Haris.
Kasus Vania selanjutnya akan jadi perhatian pemerintah Batam. Sebab, persoalan gizi buruk adalah salah satu fokus perhatian pemerintah. “Yang dilakukan saat ini adalah bagaimana agar gizi anak ini diprioritaskan dengan mengedukasi ibu lewat posyandu. Masyarakat juga wajib melaporkan bila ada temuan seperti ini, supaya pemerintah dapat ikut andil, “ ujar Nyanyang. (sn01)