Home Berita Pilah Sampah dari Rumah, Kurangi Beban Petugas Kebersihan Selama PSBB

Pilah Sampah dari Rumah, Kurangi Beban Petugas Kebersihan Selama PSBB

Jakarta, Sumbawanews.com. -Tidak banyak masyarakat yang memiliki ideologi lingkungan dalam hidupnya. Karenanya, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar meminta masyarakat harus menjadikan gerakan memilah sampah menjadi gaya hidup.

“Ideologi lingkungan itu tidak banyak orang yang memilikinya. Tapi paling tidak kita semua harus jadi abangan. Artinya, paling tidak jadi gaya hidup, salah satunya memilah sampah dari rumah,” ujarnya di Webinar Media, Kamis (11/6).

Novrizal pun menganjurkan masyarakat untuk membereskan urusan sampah sendiri. Menurutnya, ada baiknya sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sendiri dipilah terlebih dahulu antara yang organik dengan yang non-organik. Sampah-sampah yang masih memiliki nilai dalam arti bisa didaur ulang bisa diberikan kepada bank sampah agar bisa diproduksi ulang menjadi produk lain.

Novrizal menyampaikan tanpa pemilahan sampah dari rumah, volume sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) akan terus bertambah. Di sisi lain, TPA juga sudah mulai penuh dan tidak bisa lagi menampung sampah yang setiap harinya dihasilkan jutaan ton per hari.

Salah satu pendekatan dalam pengelolaan sampah, menurutnya adalah sirkular ekonomi dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku atau sumber daya. Masyarakat harus mengubah perilaku mulai dari pemilahan sampah. Sementara itu, pemerintah daerah didorong menyediakan pelayanan pengangkutan sampah dan teknologi pengolahannya. “Pemilahan sampah ini menjadi DNA atau inti dari sirkular ekonomi,” tuturnya.

 

Pengamat sampah yang juga Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Enri Damanhuri mengutarakan di masa pandemi Covid-19, sampah rumah tangga naik signifikan. Tapi sampah dari kegiatan komersial turun sampai 60 persen. Hal itu disebabkan semua toko, restoran, swalayan, ditutup saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah di Indonesia. “Semua beralih pada kegiatan di rumah dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam menghasilkan sampah dari yang selama ini lebih banyak dibuang di tempat-tempat umum, sekarang beralih ke rumah,” ujarnya.

Karenanya, dia mengatakan sebetulnya di masa pandemi ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk mulai belajar bagaimana memperlakukan sampah itu dengan bijak, salah satunya dengan mulai memilah-milah sampahnya sebelum diberikan ke petugas sampah.

“Dalam hal ini masyarakat juga harus mengurangi beban petugas-petugas sampah. Karena petugas sampah itu juga perlu kita angkat. Merekalah beban terberat dalam menangani semua sampah yang kita hasilkan selama ini,” ucap Enri.

Menurut dia, di sinilah pentingnya edukasi kepada masyarakat, utamanya di tingkat RT dan RW mengenai bagaimana memperlakukan sampah dengan baik seperti memilah sampah dari rumah. “Dengan demikian yang kita hasilnya itu bisa mengurangi beban tukang sampah. Apalagi saat-saat seperti sekarang ini, di mana sampah itu bebannya lari ke rumah tangga. Tentunya kita sebagai penghasil sampah, harus ikut mengusahakan bagaimana kita agar tidak berbondong-bondong membuang sampah ke petugas sampah,” katanya.

Risiko berbahaya sering mengintai para petugas kebersihan atau petugas pengelola sampah ini. Di balik tumpukan sampah yang selama ini menjadi beban pekerjaan para petugas pengelolaan sampah itu, terdapat risiko penyakit yang bahkan berpotensi mematikan.

Salah satu solusi luntuk membantu mengurangi risiko pekerjaan para petugas sampah iniadalah dengan pemilahan sampah sejak di level rumah tangga.(sn01)

 

 

Previous articleSerikat Pekerja Sumbawa Deklarasikan Dukungan Untuk Jarot -Mokhlis
Next articlePangkogabwilhan I Kunjungi Posko Gabungan TNI-Polri Satgas Covid-19 di Bandara Soeta