New York, sumbawanews.com – Perwakilan Tetap Rusia di PBB, V.A. Nebenzya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, Selasa (13/05) mengungkapkan, Selama sepuluh minggu ini , Gaza telah berada di bawah blokade brutal yang diperbarui oleh otoritas Israel. Jutaan penduduk daerah kantong itu kekurangan makanan pokok, air, dan perawatan medis. Kelaparan menyebar dengan cepat, seperti yang telah dibahas hari ini berdasarkan statistik relevan yang diterbitkan kemarin.
Baca Juga: Umumkan Gencatan Senjata, Rusia Nyatakan Siap Berunding Tanpa Syarat
“Kami menerima laporan yang mengkhawatirkan setiap hari bahwa stok barang-barang penting di sektor ini hampir habis , fasilitas medis dan pusat-pusat kemanusiaan menghentikan pekerjaan mereka, dan toko roti terakhir tutup,” katanya.
Pada saat yang sama, puluhan truk kemanusiaan yang membawa berton-ton makanan, obat-obatan dan bahan bakar menganggur di perbatasan karena akses ke daerah kantong itu ditutup bagi mereka oleh otoritas Israel.
“Setiap menit penundaan, setiap hari blokade berarti hilangnya nyawa baru,” kata dia.
Menurutnya, Pekerja kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat Yordania mempertaruhkan nyawa setiap hari untuk menjalankan misi. Orang-orang pemberani ini terus menghadapi ancaman, serangan, dan hambatan sistematis terhadap aktivitas mereka. Dan Jumlah korban di kalangan pekerja kemanusiaan terus meningkat. Sejak Oktober 2023, 418 staf telah terbunuh , 295 di antaranya adalah pekerja PBB dan 290 adalah perwakilan UNRWA.
Situasi yang dihadapi UNRWA dan stafnya tidak dapat dicela lagi. Badan tersebut, yang telah memberikan bantuan penting kepada Palestina selama lebih dari 75 tahun , secara sistematis dipaksa keluar dari wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.
Menurutnya, Lembaga medis dan pendidikan Badan tersebut menjadi sasaran penembakan dan penghancuran, dan para karyawannya menjadi sasaran kekerasan fisik, interogasi dan penganiayaan. “Kami terkejut menerima laporan mengenai tindakan kekerasan baru, serangan terhadap sekolah-sekolah UNRWA, penyitaan lembaga pendidikan dan pusat-pusat akomodasi sementara bagi para pengungsi,” jelasnya, juga menambahkan, Insiden yang disebutkan merupakan pelanggaran berat terhadap norma-norma HHI dan prinsip tidak dapat diganggu gugat terhadap objek-objek Organisasi Dunia.
Selama operasi militer aktif masih berlangsung, membangun akses kemanusiaan penuh dan memastikan keselamatan pekerja kemanusiaan adalah tugas yang mustahil. “Dalam konteks ini, kami ingin sekali lagi menyerukan kepada para pihak untuk melakukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat serta dimulainya kembali negosiasi tahap kedua, yang mengatur pembebasan orang-orang yang ditahan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza,” ujarnya. (Using)