Jakarta, Sumbawanews.com.- Kaukus diaspora P. Sumbawa ingin agar pasangan calon gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Suhaeli (Zul-Uhel) lanjutkan roadmap (peta jalan) Hilirisasi Mineral di Pulau Sumbawa dan tuntaskan pondasi arah pembangunan ekonomi NTB yang telah dirancang pada periode sebelumnya.
Pondasi yang dimaksud Transformasi Pertambangan untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang progresif dan kesehatan masyarakat. Memastikan Transformasi dari SDA pertambangan kepada SDA terbarukan: pertanian, peternakan, perikanan.
Meneruskan agenda industrialisasi (hilirisasi) yang ditopang SDM dan pemberdayaan UMKM lokal dan menambah “local content” pengadaan barang dan jasa perusahaan tambang. Kaukus menganggap bahwa hanya dengan menjadi masyarakat produktif satu-satunya cara mencapai kemajuan. Hentikan secara sungguh2 deforestasi/penggundulan hutan untuk alasan apa pun.
Selain itu, Instruksi Gubernur NTB Nomor : 188.4.5-75/Kum Tahun 2020 tanggal 18 Desember 2020, harus terus dipertahankan. Ingub tersebut adalah upaya pemerintah daerah menghentikan illegal logging, penebangan dan peredaran hasil hutan kayu di wilayah NTB, sampai sekarang masih berlaku.
Juru bicara kelompok studi Mada Gandhi mengatakan pihaknya telah melakukan kajian yang cukup lama terhadap konsep yang disampaikan pasangan calon kepala daerah NTB, serta mencermati hasil survei, maka kelompok diskusi yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, profesi dari komponen mendukung pasangan Calon Gubernur Zul-Uhel meneruskan, pengembangan sejumlah pilar ekonomi NTB masa depan.
“Kaukus pun telah mempelajari PERDA NTB No. 13 Tahun 2021, tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2021- 2041, yang terdiri dari II Bab dan 14 Pasal. Perda tersebut pada prinsipnya mendekatkan unit-unit produksi kepada sumber2 daya alam yang tersebar di berbagai titik. Memberikan nilai tambah karena tidak lagi menjual barang mentah sehingga ngefek kepada ekonomi setempat dan Pendapatan Asli daerah (PAD),” jelasnyam
Kaukus berpandangan perda tersebut harus terus disempurnakan dan dievaluasi agar mencapai efektifitas yang diharapkan. “sudah on the right track. Tinggal pelaksanaannya harus lebih ketat” kata Mada. Memang tidak muda dan tidak bisa cepat tetapi harus dilakukan agar NTB dapat mengejar ketertinggalannya, justru memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Kaukus juga mengkritik bahwa pondasi ekonomi NTB selama ini sangat rapuh karena hanya di-drive oleh pertambangan (PT AMNT). Eksport lebih 95% berasal dari konsentrat tambang. Ketika tambang “batuk” maka ekonomi NTB langsung “meriang”. Keberadaan tambang, harus menciptakan pilar-pilar baru sebagai penopang ekonomi daerah ini.
“NTB sudah pasti tidak bisa lepas dari kondisi ekonomi Nasional, dan Nasional tidak bisa melepaskan diri dari situasi global. Dalam kondisi saat ini, mencapai kemandrian pangan, mustinya NTB lebih siap karena telah lebih dulu menjadi salah satu lumbung pangan Nasional. Hanya saja moderinasasi dan industrialisasi pertanian belum maksimal padahal adalah bagian penting dari program besar hilirisasi/industrilasiasi Zul Uhel,” tambahnya.
Kaukus Diaspora, selama ini aktif mengkritisi, Produk Domestik Regional (PDRB) NTB yang masih sangat mengandalkan pertambangan. Di daerah penghasil (Sumbawa Barat) bahkan 85% berasal dari Tambang. Sementara sektor Pariwisata, dan SDA terbarukan kontribusinya masih sangat kecil. Ironis pada saat yang sama justru masih terdapat banyak kemiskinan dan pengangguran. (SN).