Moskow, sumbawanews.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, Kamis (12/09) mengatakan, Ada upaya untuk menggantikan konsep, dan tidak berbicara tentang mengizinkan atau melarang rezim Kyiv menyerang wilayah Rusia. Sebab sudah dilakukan dengan bantuan kendaraan udara tak berawak dan sarana lainnya.
“Namun jika menyangkut penggunaan senjata jarak jauh dan berpemandu presisi buatan Barat, ceritanya berbeda,” tegas Putin.
Baca Juga: Sebut Asia-Pasifik, Putin: AS Berusaha Pertahankan Dominasi Militer-Politik Globalnya dengan Cara Apapun
Menurutnya, Ukraina tidak mampu menyerang dengan sistem jarak jauh modern produksi Barat yang berpresisi tinggi. Dia tidak bisa melakukan itu. “Ini hanya mungkin dilakukan dengan menggunakan data intelijen dari satelit, yang tidak dimiliki Ukraina, ini hanya data dari satelit atau Uni Eropa, atau Amerika Serikat – secara umum, dari satelit NATO. Ini yang pertama,” katanya.
Kemudian Yang kedua dan sangat penting, misi penerbangan dalam sistem rudal jarak jauh sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh personel militer negara-negara NATO. Sedangkan Personel militer Ukraina tidak dapat melakukan hal ini.
“Ini tentang memutuskan apakah negara-negara NATO terlibat langsung dalam konflik militer atau tidak,” jelas dia.
Menurutnya, Jika keputusan penggunaan misil jarak jauh diambil, maka berarti partisipasi langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina. “Ini adalah partisipasi langsung mereka, dan ini, tentu saja, secara signifikan mengubah esensi dan sifat konflik. Ini berarti negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa sedang berperang dengan Rusia. Dan jika demikian, maka mengingat perubahan dalam esensi konflik ini, kami akan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan ditimbulkan terhadap kami,” ucap Putin. (Using)